Friday, December 28, 2007

20 Album Terbaik Indonesia 2007


Seminggu lagi tahun 2007 akan berganti dengan tahun 2008. Selama setahun industri musik Indonesia tetap tegak dan menggelegak,walau didera pembajakan yang kian menggila. Berikut ini ada 20 album yang sepanjang tahun 2007 saya anggap (sekali lagi....saya anggap) terbaik. Siapa tahu ada kesamaan antara anda dan saya.Jikalau pun tak sama.....ya gak papa...Let me know.....apa album terbaik versi anda. Dan inilah ..........

1.Iwan Fals "50:50" (Musica Studios)
Sesuai judul albumnya.Separuh isi album ini merefleksikan Iwan diusia matang meramu lagu-lagu bertema asmara yang ditulis komposer lain.Separuh lainnya Iwan masih menggunakan baju lamanya: protest song.

2.Gugun & The Blues Bug "Turn It On" (Sinjitos)
Kecerdasan seorang gitaris yang memempelaikan lagak musik dua pahlawan gitarnya: Jimi Hendrix dan Stevie Ray Vaughan.Sebuah tatanan blues rock yang menggetarkan penyimaknya.

3.Gigi "Peace Love N ' Respect" (Sony BMG)
Tak pelak lagi kelompok ini telah memasuki fase kematangan dalam bermusik serta memahami gimmick marketing.Harmoni dan arransemen "tepat guna" adalah kekuatan utama album ini.

4.Naif "Televisi" (Electrified/EMI)
Seperti biasa Naif memang kuat memilih tema.Mereka adalaj orang serius yang menyajikan musik "tak serius".Sebuah kritik dihujamkan dalam lagu "Televisi" atau simaklah saat David berfalsetto meniru Bee Gees era disko dalam "Ajojing"

5.Float "3 Hari Untuk Selamanya" (Miles Music)
Kelompok ini cerdik menggunakan nuansa dalam kepingan musik yang mereka tatah. Float seolah band yang telah memasuki era maturity.

6.Keenan Nasution "Dengarkan...Apa Yang Telah Kau Buat" (Brams)
Sebuah retropeksi dari Keenan Nasution yang telah bertahun tahun menghilang dari industri musik.Meremake beberapa highlightnya di era 70-an hingga 80-an termasuk "Indonesia Maharddhika" dan "Geger Gelgel" dari Guruh Gipsy yang fenomanenal itu.

7.Efek Rumah Kaca "Efek Rumah Kaca" (Sinjitos)
Band ini membuktikan bahwa menyempal dari arus besar bukan berarti bunuh diri. Mereka kuat mengendus tema yang menggelegak di sekelilingnya.Tak heran jika kelompok ini dengan fasih mengangkat tema tentang Munir atau kegeraman pada band band instant tanpa harus menghujat.

8.Nidji "Top Up" (Musica Studios)
Album kedua biasanya menjadi parameter bagi sebuah band. Apakah mereka akan bisa meneruskan eksistensinya dalam industri. Nidji terlihat mampu mengatasi sindroma tersebut. Agak lebih berat dari album pertama tapi tanpa harus melenceng jauh dari jatidiri sesungguhnya.

9.Sherina "Primadona" (Trinity Optima)
Sherina adalah talenta.Sherina tak hanya mampu menyanyi, melainkan juga menulis komposisi dan arransemennya.Dia pun bermain keyboard dengan ligat. Walau tema musik belum terlalu fokus. Tapi ia telah berbuat yang berarti dalam musik pada usia 16 tahun.

10.Slank "Slow But Sure" (Slank/Virgo Ramayana)
Slank memang gak ada matinya. Memiliki komunitas yang loyal bukanlah sebuah prestise jika tak dilinierkan dengan intelektualitas bermusik. Slank paham buat siapa mereka bernyanyi dan kepada siapa lagu-lagu mereka ditujukan. Dengan berbalut musik akustik, Slank tetap tak kehilangan spirit rock yang rebel.

11.Various Artis "Mesin Waktu" (Aksara Record)
Album Tribute tak harus diperuntukkan buat grup legend saja. Naif dengan 4 albumnya rasanya pantas dan sah sah aja untuk ditributekan bahkan oleh rekan rekan pemusik seangkatannya.Ada yang dibuat dalam gaya jazz, rock and roll, indie rock, folk dan banyak lagi.

12.Indra Pra Gilang "Kayon" (Inline/Demajors)
Menyusupkan musik etnik tak mesti menggunakan instrumen etnik secara gamblang.Ini dilakukan oleh trio Indra Lesmana,Gilang Ramadhan dan Pra Budi Dharma.Mereka banyak meraup perangai musik khas Bali, Aceh, Papua, Banyuwangi dan banyak lagi yang disandingkan dengan ruh be-bop hingga post bop.

13.Adrian Adioetomo "Delta Indonesia" (My Seeds)
Berbekal gitar dobro,slide di jari tangan kiri dan hentakan kaki sebagai penanda tempo,Adrian Adioetomo mencoba menghidupkan zombie Delta Blues dalam jiwa Indonesia.Adrian seolah kerasukan arwah Robert Johnson, tokoh Delta Blues idolanya.

14.Keroncong Tenggara "Keroncong Tenggara" (Taman Musik)
Ubiet bersama dua sahabatnya Dian HP dan Riza Arshad menggali pesona keroncong yang pernah berjaya di beberapa dasawarsa silam.Perangai keroncong diperkuat dengan jejalan perangai musik lainnya : jazz, klasik, melayu dan pop.Lalu mencuatlah keroncong yang bernuansa multi rasa.

15.Padi "Tak Hanya Diam" (Sony BMG)
Dua tahun menghilang,tak membuat Padi kehilangan greget. Bahkan rasanya Padi muncul disaat yang tepat.Disaat musik pop Indonesia dijejali menjamurnya band-band "Indomie".Tampaknya mereka ingin melakukan revenge di album ini.

16.Andra & Back Bone (EMI)
Andra Ramadhan dan Stevie Item adalah dua gitar yang memiliki nafas rock yang kuat.Mereka mungkin mahfum bahwa di negeri ini belum memungkin kan bikin album berbasic instrumental seperti yang dilakukan Joe Satriani, Steve Vai atau Jeff Beck. Lalu dipoleslah sesuatu yang bisa membelai kuping pendengar dengan menyusupkan vokalis Dedy Lisan.Dan jadilah Andra & Back bone yang memiliki sederet lagu dengan pop touch yang kuat dan disajikan dalam nuansa pseudo-rock.

17.White Shoes & Couples Company "Skenario Masa Muda" (Aksara)
Tetap konsisten dengan tema retro.Grup jebolan IKJ ini bahkan mencuplik sejumlah dialog dalam film-film Indonesia jadoel seperti "Ambisi" atau "Tiga Dara" yang disemat diantara jeda lagu.Sebuah upaya "Jasmerah" (Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah) yang tak sekedar gimmick pemikat semata.

18.Jubing Kristianto "Becak Fantasy" (IMC )
Hanya dengan memetik gitar Jubing Kristianto seolah menghadirkan totalitas orkestra yang megah.Gitaris ini paham merekatkan arransemen musik pada lagu-lagu yang dipilihnya untuk dimainkan.

19.Glenn Fredly "Happy Sunday" (Sony BMG)
Glenn sangat sadar bahwa titik kulminasi akan muncul jika senatiasa melakukan pengulangan atas sukses yang pernah diraih sebelumnya.Dalam tiap lagu yang disematkannya pada album ini Glen banyak memberikan sentuhan yang memperkuat karakter lagu.Simaklah lagu "Kugadaikan Cintaku" Gombloh yang dinyanyikan Glenn dengan semangat 'ghetto"

20.Gita Gutawa "Gita Gutawa" (Sony BMG)
Dengan bermodal suara sopran,Gita Gutawa (13 tahun) muncul ditengah ragam penyanyi pop wanita yang cenderung ber R&B. Simaklah kekuatan vokal Gita Gutawa pada "Vocalizing" yang ditulis oleh sang ayah Erwin Gutawa. Komposis tanpa lirik yang bernuansa showtunes atau musicals ini seperti ingin memperlihatkan range vokal Gita Gutawa.

Oleh: DENNY SAKRIE, pengamat dan kritikus musik

Friday, December 07, 2007

2008 Grammy Award Nominees


Record Of The Year:
Irreplaceable, Beyoncé
The Pretender, Foo Fighters
Umbrella, Rihanna Featuring Jay-Z
What Goes Around…Comes Around, Justin Timberlake
Rehab, Amy Winehouse

Album Of The Year:
Echoes, Silence, Patience & Grace, Foo Fighters
These Days, Vince Gill
River: The Joni Letters, Herbie Hancock
Graduation, Kanye West
Back To Black, Amy Winehouse

Song Of The Year:
Before He Cheats
Hey There Delilah
Like A Star
Rehab
Umbrella

Best New Artist:
Feist
Ledisi
Paramore
Taylor Swift
Amy Winehouse

Best Female Pop Vocal Performance:
Candyman, Christina Aguilera
1234, Feist
Big Girls Don’t Cry, Fergie
Say It Right, Nelly Furtado
Rehab, Amy Winehouse

Best Male Pop Vocal Performance:
Everything, Michael Bublé
Belief, John Mayer
Dance Tonight, Paul McCartney
Amazing, Seal
What Goes Around...Comes Around, Justin Timberlake

Best Pop Performance By A Duo Or Group With Vocals:
(You Want To) Make A Memory, Bon Jovi
Home, Daughtry
Makes Me Wonder, Maroon 5
Hey There Delilah, Plain White T’s
Window In The Skies, U2

Best Pop Collaboration With Vocals:
Steppin’ Out, Tony Bennett & Christina Aguilera
Beautiful Liar, Beyoncé & Shakira
Gone Gone Gone (Done Moved On), Robert Plant & Alison Krauss
The Sweet Escape, Gwen Stefani & Akon
Give It To Me, Timbaland Featuring Nelly Furtado & Justin Timberlake

Best Pop Instrumental Performance:
Off The Grid, Beastie Boys
Paris Sunrise #7, Ben Harper & The Innocent Criminals
Over The Rainbow, Dave Koz
One Week Last Summer, Joni Mitchell
Simple Pleasures, Spyro Gyra

Best Pop Instrumental Album:
The Mix-Up, Beastie Boys
Italia, Chris Botti
At The Movies, Dave Koz
Good To Go-Go, Spyro Gyra
Roundtrip, Kirk Whalum

Best Pop Vocal Album:
Lost Highway, Bon Jovi
The Reminder, Feist
It Won’t Be Soon Before Long, Maroon 5
Memory Almost Full, Paul McCartney
Back To Black, Amy Winehouse

Best Rock Performance By A Duo Or Group With Vocals:
It’s Not Over, Daughtry
Working Class Hero, Green Day
If Everyone Cared, Nickelback
Instant Karma, U2
Icky Thump, The White Stripes

Best Rock Album:
Daughtry, Daughtry
Revival, John Fogerty
Echoes, Silence, Patience & Grace, Foo Fighters
Magic, Bruce Springsteen
Sky Blue Sky, Wilco

Best Female R&B Vocal Performance:
Just Fine, Mary J. Blige
When I See You, Fantasia
No One, Alicia Keys
If I Have My Way, Chrisette Michele
Hate On Me, Jill Scott

Best Male R&B Vocal Performance:
Woman, Raheem DeVaughn
B.U.D.D.Y., Musiq Soulchild
Because Of You, Ne-Yo
Future Baby Mama, Prince
Please Don’t Go, Tank

Best R&B Performance By A Duo Or Group With Vocals:
Same Girl, R. Kelly Featuring Usher
Disrespectful, Chaka Khan Featuring Mary J. Blige
Hate That I Love You, Rihanna Featuring Ne-Yo
Baby, Angie Stone Featuring Betty Wright
Bartender, T-Pain Featuring Akon

Best R&B Album:
Funk This, Chaka Khan
Lost & Found, Ledisi
Luvanmusiq, Musiq Soulchild
The Real Thing, Jill Scott
Sex, Love & Pain, Tank

Best Contemporary R&B Album:
Konvicted, Akon
Just Like You, Keyshia Cole
Fantasia, Fantasia
East Side Story, Emily King
Because Of You, Ne-Yo

Best Rap Solo Performance:
The People, Common
I Get Money, 50 Cent
Show Me What You Got, Jay-Z
Big Things Poppin’ (Do It), T.I.
Stronger, Kanye West

Best Rap Performance By A Duo Or Group:
Southside, Common Featuring Kanye West
Make It Rain, Fat Joe Featuring Lil Wayne
Party Like A Rockstar, Shop Boyz
Int’l Players Anthem (I Choose You), UGK Featuring OutKast
Better Than I’ve Ever Been, Kanye West, Nas & KRS-One

Best Rap/Sung Collaboration:
I Wanna Love You, Akon Featuring Snoop Dogg
Kiss, Kiss, Chris Brown & T-Pain
Let It Go, Keyshia Cole Featuring Missy Elliott & Lil’ Kim
Umbrella, Rihanna Featuring Jay-Z
Good Life, Kanye West Featuring T-Pain

Best Rap Song:
Ayo Technology
Big Things Poppin’ (Do It)
Can’t Tell Me Nothing
Crank That (Soulja Boy)
Good Life

Best Rap Album:
Finding Forever, Common
Kingdom Come, Jay-Z
Hip Hop Is Dead, Nas
T.I. vs T.I.P., T.I.
Graduation, Kanye West

Best Female Country Vocal Performance:
Simple Love, Alison Krauss
Famous In A Small Town, Miranda Lambert
Nothin’ Better To Do, LeAnn Rimes
Before He Cheats, Carrie Underwood
Heaven, Heartache And The Power Of Love, Trisha Yearwood

Best Male Country Vocal Performance:
Long Trip Alone, Dierks Bentley
A Woman’s Love, Alan Jackson
If You’re Reading This, Tim McGraw
Give It Away, George Strait
Stupid Boy, Keith Urban

Best Country Performance By A Duo Or Group With Vocals:
Proud Of The House We Built, Brooks & Dunn
How Long, Eagles
Moments, Emerson Drive
Lucky Man, Montgomery Gentry
Sweet Memories, The Time Jumpers

Best Country Song:
Before He Cheats
Give It Away
I Need You
If You’re Reading This
Long Trip Alone

Best Country Album:
Long Trip Alone, Dierks Bentley
These Days, Vince Gill
Let It Go, Tim McGraw
5th Gear, Brad Paisley
It Just Comes Natural, George Strait

Tuesday, November 27, 2007

Bondan Prakoso & Fade2Black: Unity (2007)

Di tengah arus deras lagu pop yang begitu mendayu-dayu dan membuai hati, dimana semua band berlomba-lomba untuk membuat lagu yang tidak ngejlimet!, BONDAN PRAKOSO & FADE 2 BLACK malah melawan arus dengan mengeluarkan single yang nyeleneh dan sruntulan, single ini mereka beri judul "KRONCONG PROTOL" ,

Bondan Prakoso a/k/a Mr B dengan dukungan pasukan grup hip hop Fade 2 Black (baca: Fed Tu Blek), kembali berkolaborasi melalui garapan album teranyar bertitel UNITY. Dibandingkan album pertama mereka RESPECT, kolaborasi Bondan dengan Fade 2 Black yang beranggotakan Tito, Eza dan Ari ini semakin intens, dimana pembagian kerjanya jelas. Bondan bertindak multi peran sebagai vokal, musisi, dan produser, sedangkan Fade 2 Black sepenuhnya nge-rap. Meski demikian di beberapa lagu, kedua belah pihak saling kerja bareng dalam urusan lirik.

Dalam urusan tema, kali ini Bondan dan Fade 2 Black tak melulu membicarakan urusan keseharian, tapi bergerak ke wilayah yang lebih serius, tak tangung-tanggung yaitu urusan persatuan diantara perbedaan. Bondan Prakoso & Fade 2 Black sudah merasa sumpek dengan kondisi sosial saat ini, mereka berusaha mengajak lingkungan untuk peduli dengan persatuan, dengan menafikan perbedaan prinsip, sosial, budaya, atau apapun termasuk musik. Nggak heran judul albumnya pun UNITY, karena memang itulah tema sentral album ini secara keseluruhan.

Dari segi musikalitas, Bondan semakin memantapkan dirinya untuk eksis sebagai Produser musik yang mempunyai kelasnya tersendiri mengingat hampir semua instrument musik dia mainkan di album ini. Bondan yang bersama Fade 2 Black mendapat predikat BEST RAP INDONESIA MUSIC AWARD 2006 ini dengan piawai meracik musik rap dengan aneka campuran hip hop, rock, funk, techno, jazz, hingga keroncong. Tunggu dulu.. keroncong ? Tidak salah lagi ia memang membuat formula keroncong dengan cita rasa anak muda sekarang, jadilah Keroncong Protol alias musik keroncong yang protol / patah / tidak lengkap. Tanpa ragu elemen cuku lele yang dimainkan oleh keluarga Bondan yang asli pemain keroncong, dikawinkan dengan suling sunda dan rapalan rap yang isinya agak sarkastis. Dan tanpa diduga-duga dengan luwesnya Bondan pun mengisi suara sinden.

Man, ternyata Keroncong Protol itu banyak disukai meski pada awalnya orang terkaget-kaget. Saat manggung sambutan penonton juga bagus atas lagu ini. So terbukti dong musik tradisional bisa nge-blend dengan asyiknya dengan musik modern, � jelas cowok yang pernah ber-jam session dengan Akira Jimbo (drummer legendaris Cassiopea) ini bersemangat.

Total 13 lagu di album ini merupakan karya Bondan yang jujur, lugas, Cross Over dan multi genre. Ada kalanya diteriakkan rock anthem dasyat bertajuk Unity, dimana formula rock dan funk disatukan, ditingkahi geberan betotan bass Funk khas Bondan.

Untuk fansnya, didedikasikan sebuah lagu bertajuk Rezpector sebuah lagu yang berisikan gempuran rock funk yang bergemuruh ala mars (rezpector adalah sebutan untuk penggemar Bondan Prakoso & Fade 2 Black yang artinya orang-orang yang saling menghargai) ,. Sementara itu dalam Rock On The Beat, repetan human beatbox (suara beat, scratch yang keluar hanya dari mulut) yang dihasilkan oleh Tito dan secara kompak di sambut oleh para personil Fade 2 Black lainnya terasa dinamis saat jamming dengan betotan bass. Terinspirasi oleh James Brown, Bondan mencetuskan nomor bertajuk Wrong Way, yang khas dengan dentuman beat khas rock funk, dimana di bagian reffrainnya sarat dengan kocokan dynamic rock. Sesekali bebunyian sampling meningkahi musiknya.

Nuansa reggae ternyata tak alpa menggayuti satu nomor di album ini. Dalam lagu Xpresikan, elemen reggae terasa kental pada awal lagu, selanjutnya ditengah lagu dimunculkan beat jungle seperti drum & bass. Liriknya adalah ajakan untuk bertindak sesuai kata hati tentunya untuk hal yang positif

Lelah dengan beat yang menghentak, saatnya bersantai dengan nomor-nomor ballad. Seperti Kau Puisi, komposisi bak big band, dengan hadirnya instrumen oboe, hingga triangle. Liriknya jelas sangat puitis.

R.I.P (Rhyme In Peace), lagu yang khusus didedikasikan buat beatmaker Fade 2 Black yang telah berpulang ke pangkuanNya merupakan salah satu lagu yang sangat mendeskripsikan bagaimana arti sebuah persahabatan dan kekeluargaan. Masih dalam satu ambience, hadir U'll be Sorry, sebuah dance techno, yang mengantarkan telinga dalam alam futuristik dan mistis.

Bondan yang terinspirasi oleh Rocco (bassist Tower Of Power) dan Les-Claypool (bassist Primus Band) menjadikan instrumen bass sebagai bagian yang tak terpisahkan dari identitasnya dan dia memberikan personal touch dalam komposisi funk jazz bertajuk Microphone XXX dimana solo bassnya menggelora, dan erotis seperti syairnya.

Akhir kata, mendengarkan album Unity ini bak mendapat pencerahan dan secercah semangat yang dihasilkan oleh darah-darah muda yang berkarya tanpa berpretensi, apalagi menggurui.

Track List:
1. Unity
2. Xpresikan
3. Kau Puisi
4. Kroncong Protol
5. Waktu
6. U'll Be Sorry
7. Rezpector
8. R.I.P (Rhyme In Peace)
9. Gusti Dewata Mulia Raya
10. Wrong Way
11. Microphone XXX
12. Rock On The Beat
13. Last But Not Least

Monday, November 26, 2007

Padi, Tak Hanya Diam (2007)

Jarang bicara, kali ini Padi yang merilis album ke-5 mereka bertajuk 'Tak Hanya Diam', stop tutup mulut dan speak up. Coba dengar penuturan Piyu sang gitaris.

Album ini dibuka dengan hits 'Sang Penghibur'. Melodi yang ceria dengan lirik yang galau. Banyak tambahan suara yang tak lazim dari Padi biasanya, dengan melodi sederhana. Kita dengar saja penuturan Piyu.

'Sang Penghibur' itu musiknya lebih inspiratif, powerfull, spiritfull dan yang pasti kita memberikan energi ke kita dulu awalnya. Iya lebih nge-rock tapi kita bilangnya powerfull.

'Rencana Besar' awalnya itu dari mimpi. Saya mimpi melihat ada sebuah TV yang menayangkan video klip Gun N' Roses dengan nada lagunya seperti itu. Saya bangun dan saya rekam lagu itu. Beat drumnya unik karena Yoyo juga terinspirasi buat beat drum kebalik-balik.. Dari melodi lagu awalnya udah sangat catchy banget. Pemikiran kita pas mau nulis liriknya lebih cocok pakai bahasa Inggris.

'Terluka' adalah lagu yang terinspirasi dari bencana-bencana di muka bumi. Tapi orang Indonesia itu belum siap menerima segala permasalahan yang ada. Yang penting kita harus siap. Lagu 'Ode' itu pengennya lebih simple dan sederhana jadi kita pakai akustik aja yang penting pesannya bisa disampaikan.

Done with Piyu. Memang khusus lagu 'Ode' hanya digarap oleh Rindra (bass), Fadly (vokal) dan Yoyo (drum). Selebihnya lagu 'Harmony' bisa jadi referensi buat Anda yang ingin mencicipi suara Piyu. Nuansa reggae bisa ditemukan dalam 'Aku Bisa Menjadi Kekasih'.

Kali ini Padi masih bermain kata-kata puitis yang to the poin. Lugas dan tak bertele-tele bukan model roman picisan yang mengobral kata cinta. Cinta di album 'Tak Hanya Diam' ini lebih ke hal yang berbau sosial. Memang itu ide awal album kelima rancangan Padi.

Lumpur merendam, pilunya belum sirna
Jika mentari panasnya tak lagi menyengat
Apakah ini adalah akhir dari tanah tempatku berpijak


Demikian sepenggal lirik dari lagu 'Terluka' dalam album 'Tak Hanya Diam'. Jadi setuju jika album ini disebut sebagai ajang speak up Padi?

"Sebuah pesan buat kita bahwa segala permasalahan di muka bumi adalah komunikasi. Jadi kita harus bergerak dan menyampaikan sesuatu," ujar Piyu.

Track List:
1. Sang Penghibur
2. Harmony
3. Belum Terlambat
4. Rencana Besar
5. Terluka
6. Jika Engkau Sedih
7. Teruslah Bernyanyi
8. Ode
9. Jangan Datang Malam Ini
10. Aku Bisa Menjadi Kekasih

sumber: detik

Saturday, November 17, 2007

KOIL Bajak Sendiri Album 'Blacklight Shines On'

Musisi ribut permasalahkan soal bajakan. Daripada dibajak orang, Koil membajak albumnya sendiri. Akhirnya 'Blacklight Shines On' justru diedarkan secara gratisan.

Mungkin tak banyak yang kenal dengan band asal Bandung ini. Tapi mereka tak peduli dengan itu. Terbukti penggemar mereka dipelosok negeri tak bisa dibilang sedikit walau namanya tak bergaung sekeras musiknya.

Kini mereka kembali dengan 'Blacklight Shines On'. Masih dengan idealismenya di jalur indie kini mereka tak memperhitungkan hasil penjualan album. Semua diedarkan secara gratis.

Kali ini band yang digawangi oleh Otong (vokal), Doni (gitar), Imo (bass) dan Leon (drum) berkesempatan untuk menjagokan lagu 'Semoga Kau Sembuh, part II' sebagai soundtrack film 'Kuntilanak 2'. Sebelumnya Koil juga pernah terlibat dalam pembuatan soundtrack '12:00 AM'.

Kali ini mereka masih membicarakan tentang komplain terhadap banyak hal. Mereka berteriak, menjerit dan mencekik gitar sebebas mungkin tanpa batasan. Album kali ini juga terdengar lebih matang dengan komposisi musik cadas yang tidak berlebihan.

Tak terlalu banyak suara yang tidak penting. Namun tambahan synthe dalam beberapa lagu dirasa cukup pas. Sebut saja di lagu 'Nyanyikan Lagu Perang' juga 'Hanya Tinggal Kita Berdua'.

'Semoga Kau Sembuh, part I' dibuka dengan suara gitar yang galau dengan efek distorsi, disusul kemudian detak drum yang bertubi-tubi. Melambat sebentar, lalu siapkan telinga Anda untuk kejutan berikutnya. Semua lagu dalam album ini tentu saja bising, namun beberapa di antaranya ada yang terdengar lebih soft.

Tapi itu tak mengurangi kesangaran mereka. Aksi panggung Koil yang berdiri tahun 1993 itu tak perlu diragukan lagi. Serba "gelap" dan penuh atraksi. Coba simak baik-baik bagian akhir dari album ini, ternyata ada 33 track di dalamnya. Mungkin ini bonus tambahan bagi si peraih album gratis ini. Dengar saja sendiri apa isinya.

Secara keseluruhan, lagu-lagu seperti ini mungkin tak bisa dinikmati semua kalangan, tapi lagi-lagi Koil tak peduli. Suka ambil, jika tidak buang saja, gratis kok!


Daftar track album Koil 'Blacklight Shines On':
1. Kenyataan dalam Dunia Fantasi
2. Semoga Kau Sembuh, part II
3. Ajaran Moral Sesaat
4. Aku Lupa Aku Luka
5. Hanya Tinggal Kita Berdua
6. Sistem Kepemilikan
7. Nyanyikan Lagu Perang
8. Semoga Kau Sembuh, part I
9. Dan Cinta Kita Terlupakan

Monday, November 05, 2007

Cinta Indonesia (Guruh Soekarno Putra)


Judul : Cinta Indonesia vol.1
Tahun Produksi : 1984
Produser : Guruh Soekarno Putra
Produksi : Musica Studio's

Track List:

1.CINTA INDONESIA
Vina Panduwinata
2. SENI
Chrisye
3. AJI MUMPUNG
Vina Panduwinata
4. BIDADARI TIMUR
Irawadi
5. BHINNEKA TUNGGAL IKA
Instrumental
6. PUSPAWARNI
Vina Panduwinata
7. SELAMAT DATANG (BARISAN BINTANG s.d MUDA-MUDI)
Vina Panduwinata
8. BIDADARI TIMUR
Instrumental
9. PENUTUP
Instrumental
10. MELATI SUCI
Vina Panduwinata


CINTA INDONESIA

Cinta, cinta, cinta Indonesia
Negeri bagaikan permata
Persada bermandi cahaya (gemilang)
Oh tanah air beta
Nan elok rupawan
Inilah senandung pujaan

Cinta, cinta, cinta Indonesia
Laut nan membiru terbentang
Di langit bertaburan bintang (benderang)
Oh ibu pertiwiku nan elok rupawan
Inilah lagu persembahan

Ya Tuhan kudengar bisikMu
Di kesyahduan suara seruling
Kala malam yang hening
Menggugah jiwaku
Menyadarkanku senantiasa setia
Mengabdi berbakti
Dan aku pun berseru

Cinta, cinta, cinta Indonesia
Padamu beta t'lah menyatu
Padamu beta kan setia (membela)
Oh tanah tumpah darah nan suci mulia
Inilah janjiku padamu

Tuesday, October 23, 2007

Dodo Zakaria (07.07.1960 - 22.10.2007)


Pencipta lagu dan pemusik yang terkenal 1980-an Dodo zakaria meninggal dunia di usia 47 tahun Senin (22/10), sekitar pukul 15.40 WIB. Ia sempat mengalami kondisi kritis selama dua minggu sejak menjalani operasi untuk mengangkat kanker usus yang dideritanya.

Dodo, yang dilahirkan di Jakarta 7 Juli 1960 menghembuskan napas terakhir di Ruang 651, Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta. Sejumlah keluarga yang terlihat melepaskan kepergiannya antara lain ibunya, mantan istrinya Dian Mayasari, penyanyi tahun 80-an, putri satu-satunya hasil perkawinannya dengan Dian, dan suami Dian saat ini. Juga musisi Ian Antono beserta istri.

Selama ini, Dodo paling terkenal dengan karyanya yang berjudul Di Dadaku Ada Kamu, yang dipopulerkan oleh Vina Panduwinata pada 1980-an dan oleh Ratu pada 2000-an. Lagu-lagu Dodo yang lain, Kumpul Bocah Vina Panduwinata) serta Esok Kan Masih Ada dan Akira (Utha Likumahuwa.

Dodo, sebagai pemain piano dan keyboard, pernah menjadi personel sejumlah grup. Sebut saja, Drakhma, yang lahir pada 1980. Dalam grup tersebut ia bermusik bersama Gideon Tengker (gitar), Ricky Basuki (vokal), Rudy Gagola (bas), dan Dani Mamesah (drum). Contoh lainnya, 7 Bintang, grup 1980-an yang terdiri dari Deddy Dhukun, Mus Mujiono, Utha Likumahuwa, Yopie Latul, Malyda, Trie Utami, dan Dodo. Pada tahun 1980-an, ia juga sempat menjadi pemain keyboard untuk God Bless meski sebentar.

Friday, October 19, 2007

Sabda Alam (Chrisye, 1978)


Judul Album : Sabda Alam
Penyanyi : Chrisye

Tahun Produksi : 1978

Produksi : Musica Studio's


Track List

1. JUWITA
Jockie S, Chrisye, Junaedi Salat
2. SABDA ALAM
Chrisye & Junaedi Salat
3. SMARADHANA
Guruh Soekarno Putra
4. DUKA SANG BAHADURI
Jockie S & Junaedi Salat
5. CITA SECINTA
Jockie S, Chrisye, Junaedi Salat
6. KALA SANG SURYA TENGGELAM
Guruh Soekarno Putra
7. NADA ASMARA
Jockie S & Junaedi Salat
8. CITRA HITAM
Jockie S, Chrisye, Junaedi Salat
9. ADAKAH
Christ & Tommy
9. ANAK JALANAN
Guruh Soekarno Putra

SABDA ALAM

Kicau burung bernyanyi / Tanda buana membuka hari / Dan embun pun memudar / Menyongsong fajar / Sejenak kuterlena / Akan kehidupan yang fana / Nikmat alam semesta / Nusa indah nirmala / Serasa pagi tersenyum mesra / Bertiup bayu membangkit sukma / Adakah esok kau senyum jua / Memberi hangatnya sejuta rasa / Sabda alam menghanyutkan suasanaku / Kadangkala kebosanan mencekam jiwa / Sabda alam berbuah kodrat tak tertahan / Rasa cinta, rasa nista berpadu satu

Saturday, June 16, 2007

Seventh Heaven (L'Arc~en~Ciel, 2007)

Setelah lama L'Arc~en~Ciel [Laruku] gak keluarin single baru -single terakhir mereka adalah Link yg rilis thn 2005 kemarin-, akhirnya tanggal 30 Mei 2007 kemarin Laruku keluarin single terbaru yang dikasih judul SEVENTH HEAVEN. Semula banyak yang mengira jika Laruku akan keluarin single terbaru yang judul lagunya SHINE. Ternyata dugaan itu salah. SHINE hanya dijadikan sebagai soundtrack sebuah anime yang tayang di Jepang sono. Entah ke depannya nanti, apakah bakal dijadikan single atau tidak.

Sebenarnya sih aku udah agak bosan nih dengarin lagu Laruku akhir-akhir ini. Bosannya semenjak dengarin lagu di album SMILE dan AWAKE. Hanya beberapa lagu aja yang bisa masuk ke gendang telingaku. Bagiku, album Laruku terbaik adalah album HEART dan double album ark/ray. Hampir semua lagu-lagu yang ada di situ aku suka semuanya. Bahkan bisa memberikan nostalgia tersendiri. Hehehehe....

Kembali ke topik. Single SEVENTH HEAVEN ini total terdiri dari 4 buah lagu. 2 diantaranya adalah lagu SEVENTH HEAVEN dan HONEY 2007 [P'unk~en~Ciel]. Sisanya 2 buah lagu instrumental dengan judul yang sama.

Setelah mendengarkan lagu SEVENTH HEAVEN, aku lantas berpikir. Apakah di Jepang sana sedang trend lagu-lagu disco? Yup, itu lah kesan pertamaku setelah mendengarkan lagu SEVENTH HEAVEN ini. Disco banget! Temponya agak cepat. Terus banyak instrumen elektronik yang bisa dijumpai pada lagu ini. Aku yakin ini pasti kerjaannya Yuki. Menurutku range vokal Hyde tidak terlalu banyak dikeluarin. Biasa aja. Ketukan drum Yuki yang biasa banget tanpa ada sedikitpun kreasi. Permainan bass Tetsu entah kenapa aku gak bisa mendengar dgn jelas [samar-samar]. Apa mungkin itu karena terlalu banyaknya instrumen yang seakan-akan menenggelamkan bunyi bass ATAU kualitas MP3-ku aja yang jelek banget? Wakakaka.... Yeah, berhubung aku suka dengan aliran musik keras [hard rock & metal], terus terang AKU TIDAK SUKA DENGAN LAGU INI. Sorry....

Lagu selanjutnya HONEY 2007. Duh... seandainya gak ada lagu ini, aku sudah pasti akan memberikan nilai 0/5 pada single Laruku kali ini. HONEY 2007 lumayan mengesankan. Dinyanyikan dgn formasi P'unk~en~Ciel sih! Buat yang belum tahu, dalam formasi ini yang menjadi vokalnya adalah Tetsu [merangkap gitar juga]. Hyde memainkan gitar, Yuki pegang bass dan Ken tentunya sebagai drummer. Tempo lagu ini agak diperlambat sedikit. Intro dimulai oleh distorsi gitar ringan yang bisa membuat badan sedikit bergoyang. Setelah itu disambung vokal Tetsu yang agak malas gitu. Yah memang gitulah ciri khas vokal musik punk. Pas chorus tempo menjadi cepat, tentunya cepat ala punk. Permainan drum Ken oke juga nih. Salut deh ama orang ini!!! Gimana dengan permainan bass Yuki? Oke juga lah.

source: http://spawnist.multiply.com

Wednesday, May 02, 2007

1st Edition (Trisum Feat.Balawan)

Bila menyimak album "gitar" ini maka yang terbersit dalam benak saya adalah bagaimana Tohpati dan I Dewa Gede Budjana bersama bintang tamu I Wayan Balawan tampil sebagai peracik yang terampil. Karena mereka betul-betul tampil sebagai peracik dari karakter bermain gitar yang berbeda. Mereka meracik lintas genre yang bisa ditelisik dari arransemen setiap komposisi, bayangkan betapa gak mudahnya merajut berbagai kecenderungan bermusik: ada jazz, rock, bluegrass serta etnikal.

Nah,seperti meracik sajian makanan dan minuman. Bagaimana agar makanan yang siap dicicipi tidak terlalu pedas, tidak kemanisan alias legit namun gak bikin muntah. Dan bagi Tohpati dan Budjana ini adalah persoalan yang mereka geluti dalam bermusik. Lihatlah bagaimana Tohpati harus membagi wilayah bermusiknya antara mengiringi sederet album bercorak pop dan ketika dia harus bermain di wilayah jazz semisal dalam kelompok yang didukungnya: Simakdialog.
Juga lihatlah I Dewa Budjana yang bermain antara mendukung grup Gigi yang ngepop dan keterlibatannya dalam sederet proyek jazz maupun solonya yang terkadang menjumput ranah "new age" sekalipun.

Jadi tak heran lagu dolanan Jawa seperti "Cublak-Cublak Suweng" yang melodi aslinya hanya dipakai tak lebih dari 8 bar itu menjadi sebuah racikan yang lebih eklektik dari ranah jazz ke rock. Belum lagi imbuhan kromatik dan sinkopasi yang menyeruak disana-sini. Trisum pun termasuk cerdas menginterpretasikan karya Ismail Marzuki bertajuk "Keroncong Kemayoran" dengan menyelusupkan nuansa jazz dan sedikit world music tanpa harus memberangus perangai keroncong yang sesungguhnya. Simaklah lagu kroncong ini justeru dinyanyikan dengan gaya tradisional Aceh.

Dalam "October Rain" malah Trisum tiba-tiba menyempil ke tema Southern Rock dan sesekali "bluegrass". Saya malah teringat dengan duet gitar Dickey Betts dan Duanne Allman dari The Allman Brothers, grup Southern Rock legendaris di Amerika.

Dan simaklah sentuhan style "new acoustic" pada lagu "Guitar In The Midnight" sebuah komposisi yang ditulis dan diarransir oleh Tohpati dan Budjana. New Acoustic adalah genre yang menyandingkan bluegrass dan jazz dengan mengutamakan peranan pada instrumen musik yang kerap dipakai pada folk music seperti fiddle,banjo maupun mandolin. Namun Trisum justeru menghadirkan gitar nylon yang dimainkan Tohpati dan steel gitar yang dimainkan Budjana serta susupan seruling dari bang Saat yang muncul pada interlude. Seandainya Trisum memainkan instrumen mandolin, komposisi ini rasanya kian afdol.

Nuansa India merebak pada komposisi "Mahabarata" yang ditulis oleh Tohpati. Budjana dengan gitar sitarnya memberikan porsi yang menonjol disini.
Trisum dengan dukungan Indro Hardjodikoro (bas), Bang Saat (seruling bambu), Jalu Pratidina (kendang), Eugene Bounty (klarinet) dan sandy Winarta (drums) memang berhasil melakukan sejumlah fusi yang hadir dalam takaran pas di album ini.

Album ini memang mengesankan dalam "pembagian kerja". Ketiga gitaris yang hadir di album ini tidak lagi saling menyergap melainkan saling mengimbuh.

TRACKLIST
1.CUBLAK CUBLAK SUWENG
2.KR KEMAYORAN
3.OCTOBER RAIN
4.GUITAR IN THE MIDNIGHT
5.MAINZ IN MY MIND
6.KROMATIKLAGI
7.MAHABARATA
8.MEDLEY CAKA + LUKISAN PAGI
9.JALI JALI

review by: DENNY SAKRIE


Tuesday, April 24, 2007

Good Morning Revival (Good Charlotte)

Sukses album The Chronicles of Life and Death tak membuat band yang dimotori si kembar Medden bersaudara terlena. Album ini mencetak Platinum mengikuti kesuksesan album sebelumnya The Young and The Hopeless yang juga berhasil menjajah US Chart dan UK Chart untuk beberapa waktu.

Kepiawaian personil Good Charlotte, Joel Madden (vokal/gitar), Benji Madden (gitar/back vocal), Paul Thomas (bass) dan Billy Martin (gitar) meramu bebunyian terbilang cukup berani. Terbukti saat The Chronicle of Life and Death dirilis mendapat sambutan positif dari para kritikus musik. Perpaduan pop-punk-gothic dengan orkestrasi string yang menggema dalam album tersebut mendapat acungan jempol. Meskipun band ini tetap berpondasi pada pop-punk dengan distorsi yang cadas dan lirik yang lugas namun mereka berhasil membawa dimensi tersendiri untuk menikmati musik karya mereka.

Nggak percaya kalau mereka piawai? Buktinya album Good Morning Revival yang rencananya bakal dirilis Maret 2007 sudah sangat diantisipasi oleh pasar musik Amrik. Publik menanti-nanti kejutan apalagi yang akan dihadirkan Good Charlotte lewat album keempat mereka nanti. Di situs YouTube sendiri, lagu Keep Your Hands Off My Girl sudah bocor dan dibuat video klip versi dari para fans Good Charlotte di seluruh dunia. Lagu ini punya tag yang catchy ‘keep your hands off my girl ’ dengan beat dance yang asyik. Jangan kaget, karena memang di album ini Good Charlotte banyak memasukkan unsur synthsizer dan sound sampling. Niscaya membuat kamu makin terpikat dan tanpa sengaja ikut bergoyang sambil berteriak “Keep Your Hands Off My Girl!” yea…

The River yang menjadi radio hit single album ini pun tak kalah menarik untuk disimak. Menampilkan M Shadows dan Synyster Gates dari band metalcore Avanged Sevenfold. Kolaborasi perdana Good Charlotte ini terasa sebagai sebuah kumpul-kumpul antar sahabat sesama musisi tanpa beban. Disebut perdana, karena sebelumnya Good Charlotte belum pernah berkolaborasi dengan musisi lainnya. Video klip single ini akan disutradarai oleh Don Gillmore (Pearl Jam, Avril Lavigne, dan Linkin Park).
Lebih dalam lagi tentang Good Morning Revival, album ini menyajikan 13 buah track dengan dua diantaranya merupakan intro (Good Morning) dan outro (March On). Melibatkan kembali Don Gilmore yang pernah memproduseri album pertama GC untuk kembali menangani produksi album ini. Hampir saja tertipu oleh irama pop lagu Something Else yang hampir meninggalkan rasa Good Charlotte. Lagu ini menjadi semacam pemertegas ‘kompromis’ Good Charlotte di album ini yang mana pada album sebelumnya mereka merasa terlalu selfish dalam bermusik. Tapi bukan Good Charlotte namanya jika tidak membuat kejutan. Lagu Broken Hearts Parade tampaknya menjadi sebuah media bagi mereka untuk mengungkapkan kekecewaannya saat harus melepaskan Chris (mantan drummer) untuk berobat ke pusat rehabilitasi. Meskipun sempat diwarnai gugatan yang dilayangkan Chris kepada Good Charlotte, keempat personil yang tersisa mengatakan bahwa keputusan memberhentikan Chris adalah demi kebaikan bersama. Ini terungkap lewat situs resmi mereka, www.goodcharlotte.com.

A Beautiful Place merupakan lagu manis bernuansa sedikit pop-ballad dengan membawa emosi kekeluargaan. Dengarkan saja liriknya : We live in a beautiful place // Let love take away all this pain. Juga halnya dengan lagu manis Where Would We Be? yang punya lirik : What would you do now darling // now if I said these simple words..

Sudah, jangan mellow terus. Saatnya beranjak ke lantai dansa dengan lagu Dance Floor Anthem yang membawa suasana dance yang beda. Mengikuti trend musik saat ini dengan tanggung jawab untuk terus memberikan musik berkualitas ditunjukkan disini. “Kita selalu mencari sesuatu yang baru. Di album baru ini harus menampilkan influence yang baru dan berbagai kolaborasi dengan artis dan jenis musik yang total berbeda dengan kebiasaan kita,” ungkap Good Charlotte. Lagu itu baru pemanasan, puncaknya ada di Victims Of Love. Dance yang mengigit, lirik yang mengiris dan semuanya yang membuat lagu ini tak hanya enak di telinga tapi juga enak untuk dijadikan pengantar melantai di lantai dansa.

Tracklist Good Charlotte – “Good Morning Revival” :

1. Good Morning (Intro)
2. Misery
3. The River (feat. M Shadows & Synyster Gates)
4. Dance Floor Anthem
5. Keep Your Hands Off My Girl
6. Victims of Love
7. Where Would We Be?
8. Break Her Heart
9. All Black
10. A Beautiful Place
11. Something Else
12. Broken Hearts Parade
13. March On (Outro)

www.goodcharlotte.com

Tuesday, April 10, 2007

Album 50:50 (Iwan Fals, 2007)

Akumulasi kematangan Iwan Fals memang jelas terbaca di album ini. Mulai dari ekspresi bernyanyi,pilihan musik hingga penulisan lagu.
Dan di album ini jelas Iwan pun menyadari bahwasanya dia juga merupakan bagian dari industri dan juga merupakan bagian dari idealisme yang bisa disesuaikan dengan berbagai lapis dimensi.
Judul albumnya saja sebetulnya telah mengindikasikan isi.
50:50 ini maksudnya Iwan separuh berceloteh tentang romantika dan separuhnya tentang semangat gugat yang rasanya memang tak bisa lekang dari sosoknya.

Di album terbarunya ini, tak semua lagu ditulis Iwan. Separuhnya ditulis oleh sederet komposer seperti Dewiq, Digo, Bongky Ismail, Pongky Jikustik, Opick, Yockie Soerjoprajogo dan Remy Soetansyah. Musiknya pun digarap beragam mulai dari Andi Bayou, Addie MD hingga Erwin Gutawa.

Menyimak album ini seolah gabungan antara dua album Iwan Fals sebelumnya : "In Collaboartion With" (2003) dan "Manusia 1/2 Dewa" (2004).
Gaya bermusik Iwan yang sudah menjadi signature : lugas ! tersemat pula di isi album ini,misalnya pada lagu "Pulanglah" tentang tewasnya Munir Said Thalib.
Atau simak pula lagu bertajuk "Negara" yang mengingatkan kita pada sajak-sajak pamflet WS Rendra :

Negara harus bebaskan biaya pendidikan
Negara harus bebaskan biaya kesehatan
Negara harus ciptakan pekerjaan
Negara harus adil tidak memihak
Itulah tugasnya

Lagu bertema gugat lainnya adalah "Rubah" sebuah lagu yang sering dikumandangkan Iwan pada saat menggelar pertunjukan dan "Ikan Ikan", sebuah metafora fabel yaitu menulis kritik dengan sisipan eufisme pada sosok binatang atau hewan yang dulu kerap dibuat Iwan seperti "Belalang Tua","Celoteh Camar Tolol dan Cemar" maupun "Tikus Tikus Kantor".

Jangan lupa, kekuatan album ini pun ditopang dengan kontribusi pemusik lain semisal lagu "Ini Bukan Mimpi" yang ditulis Yockie Soeryoprayogo dan Remy Soetansyah.
Lagu-lagu lainnya seperti "Mabuk Cinta" (wowww Iwan Fals membawakan irama reggae !!!), "Masih Bisa Cinta","Yang Tercinta" atau "Tak Pernah Terbayangkan" merupakan lagu-lagu berkonotasi asmara yang cair dan dalam kemasan pop mengingatkan kita pada album "In Collaboration With".

Kematangan vokal Iwan Fals memang sangat membantu memberi muatan tersendiri untuk track yang berlabel "love song" ini.

TRACK LIST
1.MABUK CINTA
2.MASIH BISA CINTA
3.YANG TERCINTA
4.TAK PERNAH TERBAYANGKAN
5.APAKAH AKU BENAR BENAR MILIK KAMU ?
6.RUBAH
7.KASACIMA
8.PULANGLAH
9.INI BUKAN MIMPI
10.IKAN IKAN
11.NEGARA
12.CEMBURU

oleh: denny sakrie
photo by: tamtomo

Iwan Fals 50:50


Sebuah kemasan album baru dari Asian Heroes dan legenda musik Indonesia yang kembali menyapa lewat konsep keseimbangan "Yin" & "Yang" yang mengusung tema Cinta dan kritik sosial yang dimunculkan secara berimbang, lugas, sederhana namun berisi.

Album yang akan menjadi penyeimbang. Sebanyak 12 komposisi dikemas indah dalam kerangka khas Iwan Fals dengan konsep unik. Album 50:50 yang rencananya akan resmi rilis tanggal 28 Maret 2007 di seluruh Indonesia ini memuat 12 lagu bertema cinta, sosial dan humanis yang lekat dengan sosok Iwan Fals. Album ini memiliki judul menarik 50:50 karena album yang terdiri dari 12 lagu ini 6 lagu dibuat oleh Iwan Fals sendiri, sedangkan 6 lainnya oleh komposer lain seperti Dewiq, Opick, Yockie Suryoprayogo, Pongki Jikustik, Digo (ketua OI) dan Bongky (Slank, Flowers, BIP).

Cinta dan kritik sosial kembali membawa Iwan Fals ke hadapan jutaan OI (Orang Indonesia ) tahun ini. Album penuh aroma cinta dan deru kritik sosial dengan bungkus pop ini berhasil memberikan jawaban akan kemana visi dan misi Iwan Fals. Seperti judul albumnya tidak semua misi membawa virus cinta. Setengah dari album ini adalah visi berupa kritik pada kondisi sosial masyarakat Indonesia. "Aku merasa mendapat respon bagus dari Musica Studio's saat merilis album ini. Karena tidak hanya lagu-lagu pop yang sedang digemari saat ini tapi juga mereka mau menampung lagu-laguku yang tidak mengambil tema cinta," kata Iwan Fals tentang proyek album yang materinya 6 lagu diambil lebih dari 300 lagu ciptaanya.

Komposisi "Mabuk Cinta" sangat menonjol dengan karakter groove dari lagu-lagu khas Bongky. Kali ini groove tersebut dikeluarkan lewat balutan musik pop reggae yang mengalun indah. Bunyi kibor yang mengawang dan memberi beat yang seksi akan terdengar ritmis dan manis lewat siraman drum dan bass yang mengawal vokal khas Iwan Fals yang begitu enjoy dan lepas saaat menyuarakan lirik tentang indahnya mengalami jatuh cinta kembali itu. Musik yang dibangun berhasil menyatu dengan karakter vokal Iwan Fals yang sudah sangat kuat itu. Iwan Fals kali ini akan mencoba lentur dalam buaian pop reggae yang ringan tapi tetap berkelas. Iwan Fals tetap kuat dengan roots yang sudah tertancap kuat dalam dirinya. Apapun yang keluar darinya (dengan konsep yang mungkin baru baginya) akan tetap menjadi magnet yang siap akan membius dan memabukkan seperti menyimak lagu yang menjadi single perdana album 50:50 ini.

Yang paling menonjol di album ini diantaranya lagu berjudul "Masih Bisa Cinta" karya Dewiq yang di aransemen oleh Erwin Gutawa. Di lagu ini pendekatan yang disuarakan Iwan Fals tidak kalah dengan gaya rockstar anak muda seperti Pasha, Giring, atau Ariel saat menyuarakan kerinduan pada orang tercinta. Sebuah tema universal dengan lirik cinta yang akan menjadi guilty pleasure banyak orang. Pula dengan lagu "Yang Tercinta" karya Opick yang di aransemen Addie MS. Sulit memberikan kredit pujian mana yang paling bagus dari dua lagu ini. Keduanya kuat di aransemen. Kuat pula dari struktur lagu. Dan yang paling utama vokal Iwan Fals berhasil menyatu dan saling mengisi dalam sebuah paket pop penuh cinta yang membuatnya menjadi tidak pasaran dan murahan.

Menarik adalah lagu karya Pongky Jikustik berjudul "Tak Pernah Terbayangkan" yang di aransemen oleh Bagoes AA. Lagu yang ditulis Pongky ini menurutnya terinspirasi dari kisah hidup Iwan Fals yang selalu ditemani sang istri, - mbak Yos - dalam kondisi apapun. "Tulis besar-besar tentang hal itu, saya mendedikasikan lagu tersebut untuk mas Iwan agar dinyanyikan untuk mbak Yos," kata Pongky. Sebuah ode yang dipersembahkan Pongky untuk Iwan Fals ini menjadi reuni bagi keduanya. Sebelumnya Pongky pernah memberi lagu bagus di album In Collaboration With dengan judul "Aku Bukan Pilihan." Bagoes AA berhasil mengemas lagu ini dengan sempurna. Pop yang masih terasa kuat dalam aransemen, syarat yang harus ada dalam lagu-lagu Iwan Fals.

Lagu lain yang sangat kuat dalam tema ada pada "Apakah Aku Benar- Benar Memiliki Kamu" karya Digo yang saat ini menjabat sebagai ketua OI. Kontribusi Digo sebelumnya adalah membantu mengisi gitar saat pembuatan album Suara Hati yang menandai kembalinya Iwan Fals ke panggung musik dengan lagu-lagu baru dan bukan lagu aransemen ulang. Lagu ini menjadi makin terasa hidup dan bernyawa dengan aransemen yang dimainkan oleh Andi Bayou. Tidak ketinggalan wartawan senior Remy Soetansyah turun gunung memberi kontribusi lagu berjudul "Ini Bukan Mimpi" yang diciptakan bersama Yockie Soeryoprayogo yang juga membuat aransemen yang kuat di lagu ini. Sebuah lagu yang memberi kita sebuah petunjuk, sebuah penerang, sebuah wacana bahwa bencana yang sedang terjadi yang menimpa Indonesia bukan sekedar sebuah siaran berita di TV, radio, atau Koran. Sebuah kenyataan yang patut direnungkan.

"Aku juga menyumbang lagu cinta di album ini. Judulnya 'KaSaCiMa'. Kadang aku memang tidak pede kalau membuat lagu bertema cinta sekarang ini" kata ayah dari Raya dan Cikal ini. "KaSaCiMa" menurut Iwan Fals diciptakan lebih dari 15 tahun lalu. "Pas mau dirilis bingung mau dikasih judul apa, ya sudah 'KaSaCiMa' saja. Singkatan dari Kasihku Sayangku Cintaku Manisku," katanya sambil tergelak. Lagu "Cemburu" sangat kuat dengan efek suara biola dan flute yang dibiarkan mengawang menjadi teman pengiring bagi karakter vokal Iwan Fals.

Peristiwa Munir juga menjadi perhatian Iwan Fals di album ini. "Saat mendengar kematian Munir aku sedih. Secara jujur aku kagum akan apa yang dia perjuangkan. Aku membuat lagu 'Pulanglah' saat sedang berada di Sukabumi," kata Iwan Fals yang menyebut Munir sebagai Pendekar. Bentuk kepedulian lain yang disuarakan Iwan Fals di lagu ini ada pada "Negara". Sebuah protes yang ditujukan pada kondisi Negara yang seharusnya ideal dan melindungi rakyatnya secara jeli dan jujur coba disuarakan. "Tugasku sebagai seniman ya cuma bisa menyuarakan ide-ide. Aku tidak tahu bagaimana mewujudkannya. Biarlah mereka yang pandai yang memberikan solusi," katanya jujur. "Ikan-Ikan" dan "Rubah" juga masih secara seksama mencoba meneriakkan ketidak adilan dan ketidakberesan yang terjadi di tingkat bawah. "Ini album yang secara tema aku rasa imbang. Yang akan mencari cinta ada. Yang mencari lagu-lagu berisi protes sosial juga ada," ujar sang legenda.

Mencoba berimbang. Itu yang sedang dilakukan Iwan Fals di album 50:50 ini. Satu yang tidak berubah dari semua album Iwan Fals adalah pesona, kharisma, karakter dan sosoknya yang akan selalu memabukkan siapa saja yang menyimak lirik lagu-lagunya. Entah itu lagu berisi pesan cinta atau pesan kritikan sosial yang menjadi senjata utamanya. Semuanya dihadirkan menjadi satu kesatuan yang bulat, kokoh, dan menjadi kekuatan berpijak dari sang legenda. Album ini akan menjadi penyeimbang hidup siapa saja yang menyimaknya. Dan akan memberikan kita sebuah pesan bahwa masih banyak kata-kata indah yang harus segera diberi makna, seperti yang ditorehkan Iwan Fals di album ini.

written by: adib hidayat, rolling stone
photo by: tamtomo

Tuesday, April 03, 2007

Free Your Mind (Maliq & D'Essentials)

Siapa sih yang namanya MALIQ? Pertanyaan "kocak" ini ternyata masih muncul juga. Padahal sudah berkali-kali dijelaskan, Maliq bukan nama orang. Maliq n d’essentials dibentuk pada 15 Mei 2002 terdiri dari 8 orang personil yang mengusung jenis musik yang disebut soulful Nama maliq adalah kepanjangan dari 'musik and live instrument quality'

Ah, sudahlah. Guyonan yang tidak musikal, kata beberpa teman. Tapi band yang menyebut dirinya Maliq & D'essentials ini meski belum bisa dibilang fenomenal, tapi tetaplah perlu mendapat catatan. Pertama, band yang kin berawak Widi [drum], Angga [vokal], Indah [vokal], Jawa [bass], Satrio [gitar], Ifa [kibord], Amar [terompet], termasuk 'raja pensi' di Jakarta. Entah mengapa, sekolah-sekolah SMA di Jakarta "wajib" menyertakan band ini dalam list penampilnya.

Kedua, band ini sering "salah kaprah" dimasukkan dalam ajang-ajang jazz berkelas, seperti Jak Jazz atau Java Jazz. Herannya, mereka tetap menyedot perhatian dan jumlah penonto yang tidak sedikit. Padahal, ekspose medianya termasuk sering. Apa orang tidak bosan? Ternyata belum. Soal salah kaprah tadi, Maliq sebenarnya tetap menyandarkan dirinya pada musik pop meski dengan banyak racikan lain.

Album pertamanya menyorongkan hits anthem yakni 'Terdiam' yang nyaris jadi lagu wajib anak-anak SMA. Kini, setelah sempat melempar album repackage dengan titel '1st maliq n d’essentials special edition' dengan sinle hits 'The One' awal tahun 2006.

Kini, Maliq kembali merilis album baru yang diberi titel 'Free Your Mind' di Cilantro, Jakarta Senin [27/2/2007]. Masih dengan konsep musikal yang nge-groove, Maliq mengaku mengalami peningkatan wawasan dan skill musikalitasnya. "Awalnya kami memang terbeban untuk membuat album yang sama dengan album pertama, tapi lama-lama kita berpikir bebas saja membut lagu yang penting kita menikmati,' jelas Angga kepada wartawan. Kebebasan itulah yang mereka tuangkan dalam judul album kali ini.

Yang tidak berubah dari band yang dulunya sempat mencicipi dunia kafe ke kafe ini adalah, fashion. "Untuk kostum kita sesuaikan dengan lagu-lagu yang kita bawakan," jelas Angga lagi.

Yang tidak berubah juga, Eq Puradiredja --mantan Humania-- masih menjadi produser dari album Maliq. "Saya tidak membuat Humania seri 2 kok. Kebetulan saja mereka cocok dengan konsep musikalitas yang saya tawarkan," jelas Eq yang dua saudaranya [Angga dan Widi] masuk menjadi line-up Maliq. Sempat berpikir melepaskan diri dai album kedua, Eq ternyata kembali. "Supaya benang merahnya tidak terputus total saja,' kilahnya.

Eq mengakui, dirinya termasuk cerewet kepada band ini. "Untuk urusan lagu saya memang cerewet, karena karakter yang saya mau lagunya harus kuat secara musikalitas ataupun komersil," imbuhnya. Sementara Angga sendiri mengakui, Humania adalah band yang menjadi insiprator dari Malq & D'Essentials. "Kalau kebetulan di album ini lagu Angga dan Widi yang banyak masuk, itu karena kita sudha punya stok lagu bahkan sebelum band ini ada," repet Angga menanggapi pertanyaan soal ketergantungan lagu kepada mereka berdua. "Tapi personil lain banyak membantu di aransemen juga kok," kilahnya.

Sayangnya, band ini lantaran terlalu padat jadual manggungnya, memilih melempar repackage untuk mengisi kekosongan jadual edar albumnya. Terlepas dari kemauan label, album-album penulis lebih suka menyebut album-album repackage sebagai 'album pemalas' saja.

sumber: tembang.com

Saturday, March 24, 2007

Playful (Tompi, 2007)

Satu nama yang mengiang-ngiang di benak saya seusai menyimak album baru Tompi : Stevie Wonder !.
Bukan berarti Tompi menjiplak atau nyontek Stevie Wonder. Tetapi saya yakin Tompi banyak menelaah karakter musikal Stevie Wonder mulai dari olah vokal hingga tata arransemen musik.

Di album bertajuk "Playful" (di sampul depan Tompi terlihat membekap piringan hitam diva blues Billie Holiday), Tompi memang berupaya tampil dengan soulful.
Upaya ini memang tak sia-sia. Karena Tompi terlihat intens melakukan eksplorasi vokal. Salah satunya ketika Tompi melakukan a capella seperti pada lagu "Balonku", karya Pak Daljono, ayah A.Riyanto atau pada lagu "Aku Tak Mau".

Tompi menekuk sedemikian rupa timbre vokalnya hingga menjadi sebuah instrumen musik alami. Pengucapan lirikpun terkadang berfungsi bagai instrumen musik juga,lihat bagaimana ia melafalkan huruf u hingga terdengar seperti ouw (misalnya pada lagu "Lulu dan Siti"). Tompi pun melakukan banyak detil pada back up harmoni vokal.

Musikalitas Tompi terasa memiliki sinergi yang chemistry pada tata musik yang digarap oleh Yudhis Dwikorana, pemusik yang di awal era 90-an dikenal dengan kelompok Guest Band.
Ekspresi merupakan modal Tompi menyanyikan sekitar 13 lagu di album ini mulai dari yang bertema major maupun minor. Ballad seperti "Salahkah" mengingatkan saya pada ballad soul milik Stevie Wonder semisal "Too Shy To Say" atau "You and I" di era 1970-an.

Lalu simak pula "Even If" yang diiringi kelompok Groovolofy dengan nuansa soul funk, kembali mengingatkan kita pada pakem soul funk-nya Stevie Wonder.
Makanya tak berlebihan jika saya mengatakan bahwa Tompi banyak mendaur pengaruh dari Stevie Wonder.

Kecuali lagu "Balonku",semua lagu di album keduanya ditulis sendiri oleh Tompi.
Menariknya lagi,dalam penulisan lirik lagu, Tompi ingin terlihat cair dengan menggunakan idiom sehari-hari yang terkadang cenderung nakal.

Tompi mungkin tak mau berjarak dengan penikmat musiknya.

Oleh : Denny Sakrie

TRACKLIST
1.BALONKU
2.LULU DAN SITI
3.SALAHKAH
4.JANGAN ENGKAU GANGGU CINTAKU
5.CAN YOU FEEL MY MUSIC
6.VALENTINE's DAY
7.AKU TAK MAU
8.KEKAGUMANKU
9.I'AM FALLING IN LOVE
10.ENGKAULAH SATU-SATUNYA
11.EVEN IF
12.SOFT SHOE
13.T-SCAT


Listen "SALAHKAH"
Listen "AKU TAK MAU"

Thursday, March 01, 2007

Kerajaan Cinta (Dewa 19)

DEWA is Back [again]! Setelah merilis album yang cukup kontroversial Laskar Cinta dan Republik Cinta, Dhani, Andra, Tyo, Yuke, dan Once, kembali merilis album repackage yang diberi titel 'KERAJAAN CINTA'.

Entah terdengar sombong atau percaya diri, tapi yang jelas Dhani mengklaim, "Permainan bermusik rock kami dalam album ini adalah yang paling tinggi," kata Dhani.

Di album ini, Dewa juga menyodorkan 'fakta' baru, vokalisnya sekarang dua orang, Once dan Dhani. Sebelumnya Dhani juga kerap menyanyi, tapi lebih sebagai penyeimbang saja, tapi kini bersama Once, Dhani juga adalah vokalis.

Di album repackage ini, DEWA 19 menyorongkan dua lagu baru yang berjudul Mati Aku Mati dan Dewi. Sementara lagu lainnya adalah lagu yang diambil dari album Republik Cinta.

Album lagu ini mengusung semangat baru dalam bermusik. "Dengan me-mix retro musik dan rock masa kini sebagaimana yang dilakukan Linkin Park, kami memformulasikan album ini," terang Dhani Ahmad. Album ini sangat computerized.

Selain ekperimen dengan sampling, Dewa juga menyuguhkan musik yang lebih keras. Kemudian ritme yang dibawa juga cenderung ke speed rock. Di lagu ini, permainan tapping bas Yuke sangat kentara.

Yang jelas, album Dewa terbaru ini adalah Dewa"baru" yang lebih progresif. Soal diterima atau tidak, rasanya pasar juga yang menentukan. Apakah ini untuk mendongkrak album sebelumnya yang penjualannya 'biasa-biasa' saja? Entahlah, yang jelas, DEWA 19 masih berkarya.. (taken from: tembang.com)

Track list
1. Laskar Cinta “ Chapter One “
2. Laskar Cinta ‘ Chapter Two “
3. Emotional Love Song
4. Separuh Nafas
5. Larut
6. Sedang Ingin Bercinta
7. Mati Aku Mati ( New Song )
8. Dewi ( New Song )
9. Lelaki Pencemburu
10. Angin
11. Perasaanku Tentang Perasaanku Padamu
12. Roman Picisan
13. Kangen
14. Selimut Hati

Listen Song & Lyric of "DEWI"


Tuesday, February 27, 2007

Gita Gutawa (Self Tittled, 2007)

Ketika sang putri kecil mulai mengerti artinya cinta….

Menyanyikan lagu-lagu dengan tehnik menyanyi high pitch bukanlah perkara mudah. Karena tidak sembarang orang dapat melakukannya. si cantik Aluna Sagita Gutawa, gadis yang kerap disapa Gita Gutawa ini memiliki karakter suara sopran sehingga ia dapat menyanyikan sejumlah lagu-lagu pop klasik yang high pitch. Putri komposer dan arangger kenamaan Erwin Gutawa ini nampaknya ingin mengikuti jejak sang ayah. Terjun di dunia musik.

Sebelumnya, Gita Gutawa dikenal sebagai penyanyi anak-anak yang pernah berduet dengan Donny ‘ Ada Band’ lewat lagu Yang Terbaik Bagimu (Jangan Lupakan Ayah). Lagu ini kemudian menjadi hits terjual lebih dari 850 ribu kopi dan membawa Gita & Donny sebagai nominasi Duet Terbaik kategori Pop AMI award 2005.

Debut album bertajuk namanya sendiri alias self titled album. Gita menamai genre albumnya ini sebagai album Pop Klasik. Erwin yang terjun langsung sebagai PRODUSER album buah hatinya ini. Gita sendiri take vocal di Jakarta, sedangkan mixing dan masteringnya dilakukan di Sydney , Australia. Production album ini dibuat serius dengan kualitas yang bagus.

“Liriknya tidak anak-anak, cenderung remaja malah. Aku sesuaikan saja tema lagunya untuk anak-anak yang sebaya denganku.” tutur siswi yang tengah bersekolah di SMP AL Izhar Pondok Labu ini. Untuk album ini, Gita bekerja sama dengan sejumlah musisi. Erwin Gutawa, Andi Rianto, dan Pink-pitt berperan sebagai aranger. Sedangkan untuk pencipta lagunya Gita bekerja sama dengan pencipta lagu ternama seperti Glenn Fredly, Melly Goeslaw, Harry Budiman, Dewiq, Krishna & Donnie ‘ada band’ hingga Eross Chandra.

Saat ini Gita juga tengah melakukan syuting untuk film serial TV drama musikal yang terdiri dari 5 episode, berjudul Ajari Aku Cinta dimana akan disiarkan di SCTV. Ceritanya sendiri diangkat dari lagu-lagu dalam album ini dan Gita berperan sebagai dirinya sendiri. Lagu pertama dibuka dengan lagu Kembang Perawan yang dijagokan sebagai hits dan tampil dengan nuansa teatrikal. Seperti dalam liriknya: Aku mulai jatuh cinta // Papa biarlah aku // menikmati semua // anugerah hidupku, nampak Gita mulai menikmati asyiknya jatuh cinta namun masih malu-malu dan meminta ijin kepada ortu. Lagu yang ditulis oleh Melly Goeslaw ini sudah diputar di radio-radio beberapa bulan sebelum perilisan album ini.

Ada juga lagu Bukan Permainan merupakan ungkapan perasaan remaja seumuran Gita yang sedang bangkit dari kesedihannya. Dalam video klipnya, Gita tengah bersepeda sambil bernyanyi menyusuri kota London yang modern. Kedua video klip ini disutradarai oleh Taba Sanchabachtiar.

Simak juga lagu indah Gita Gutawa lainnya seperti Apa Kata Bintang yang melantun manis disertai dentingan gitar. Liriknya yang lugu menceritakan tentang seorang anak perempuan yang sedang melamun, dan ia mulai deg-degan merasakan cinta pertamanya. Sebuah pengalaman yang sangat lumrah dirasakan oleh semua orang.

Tak hanya lagu-lagu slow, ada pula lagu berirama riang seperti Do Be Do. Lagu ini mewakili figur anak remaja yang mandiri dan mulai mandiridan melakukan sesuatu dengan caranya sendiri. Yang unik, lagu ini mengambil disadur dari sebuah lagu asing dengan sound-sound musik Afrika yang kemudian liriknya diadaptasi oleh Eross Chandra.

Sahabat Kecilku merupakan ungkapan perasaan Gita saat berpisah dengan sahabat masa kecilnya. Hal yang juga pernah dirasakan oleh siapapun ketika pindah dari bangku TK menuju SD, ataupun dari bangku SD menuju SMP, karena mereka akan menemukan dunia yang baru. Dan perlahan mulai meninggalkan dunia anak-anaknya.

Gita mencoba membuat lirik lagu dalam sebuah lagu di albumnya. yaitu lagu Surga di Bawah Telapak Kakimu, Lagu yang ditulis Gita berdua dengan Donny ‘ Ada Band’ sekaligus meneruskan kerja sama yang pernah dilakukan keduanya sebelumnya. Setelah sebelumnya bersama Donnie ’ Ada band’ mengetengahkan mengenai ayah kini pepatah “Surga Berada Di Telapak Kaki Ibu” menginspirasi Gita dan Donny untuk menulis lirik lagu ini.

Tak hanya lagu berbahasa Indonesia , dalam album ini Gita juga memperlihatkan kebolehannya menyanyikan lagu dalam bahasa Inggris. Lagu To Be One disajikan apik dengan diiringi dentingan gitar akustik, ensemble orkestra dan juga choir yang membuat lagu ini menjadi berkesan megah dan elegan.

Gita yang menjadi anggota kelompok perdamaian dunia CISV (kelompok perdamaian dunia dibawah UNICEF) mempersembahkan sebuah lagu yang mengangkat tema tentang perdamaian dunia untuk seluruh umat manusia di seluruh dunia yang walaupun berbeda-beda agar dapat hidup bersatu dalam damai.

Dengarkan juga Vocalizing dimana Gita menonjolkan range kelebaran suaranya dari rendah ke tinggi dengan skill vokalnya yang luar biasa untuk seorang anak umur 13 tahun! Vocalizing sebenarnya adalah lagu yang biasa dinyanyikan Gita sebagai pemanasan sebelum bernyanyi. Karena dirasa unik dan indah, maka Vocalizing dimasukan ke dalam album ini.

“Gapailah cita-citamu setinggi langit!” pesan itulah yang ingin disampaikan dalam lagu Your love, satu lagi lagu berbahasa inggris dimana Gita berduet dengan Delon yang dalam lagu ini berperan sebagai kakaknya. Lirknya bercerita bahwa kita bisa kuat dan berhasil meraih impian karena didukung oleh cinta kasih orang-orang disekitar kita. Lewat lagu ini, karakter suara keduanya yang pernah menjadi anggota paduan suara dimana Gita yang bersuara sopran dan Delon yang bersuara tenor diiringi oleh instrumentasi orkestra.. terdengar sangatlah indah…

Gita juga sama seperti remaja lainnya. Suka sekali curhat. Itu yang terlihat dalam lagu Alunan Sebuah Lagu. Lagu ini merupakan lagu spesial karena dibuat papa dan mamanya (Erwin dan Lulu) khusus untuk Gita. Didalamnya mengandung pesan berarti, yaitu “Jika kamu bersedih, bermain musiklah. Karena musik juga bisa dijadikan tempat curhat., Musik dapat merubah suasana hatimu..”. Judul lagunya sendiri diambil dari nama Gita (Aluna sagita yang artinya alunan sebuah lagu).

Track List:
1. Kembang Perawan
2. Bila
3. Bukan Permainan
4. Surga di Bawah Telapak Kakimu
5. Your Love / Fly High – Gita Gutawa feat Delon
6. Do Be Do (Siap Melangkah)
7. Apa Kata Bintang
8. Alunan Sebuah Lagu
9. Sahabat Kecilku
10. Dengar
11. Vocalizing
12. To Be One


Listening "Kembang Perawan"


:: sonybmg ::


Wednesday, February 21, 2007

Reflection Of Harvey Malaiholo

Ingin mengetahui kiprah Harvey Malaihollo selama dua dasawarsa (1987-2007), maka album ini rasanya lumayan mewakili Harvey dalam jatidiri yang established. Di era 80-an Harvey Malaihollo tercatat memiliki segudang prestasi dalam ajang kompetisi semisal World Pop Song Festival di Budokan Hall, Tokyo. Harvey memang masuk jajaran stylish singer yang elegan dan perfek.

Dia sangat menguasai teknik vokal. Dan ini modal utama Harvey menjangkau jatidiri vokalnya. Sekedar catatan bahwa Harvey telah menjejak prestasi sejak tahun 1976
saat menjuarai ajang Bintang Radio dan TV Remaja Se Indonesia.

Dan album ini tampaknya berusaha menjejalkan kapasitas Harvey sebagai penyanyi kelas Festival dan penyanyi yang juga menjejakkan kakinya di industri musik pop. Album ini seolah ingin mencuatkan keseimbangan sosok Harvey.
Dari 12 track yang disemat di album ini 5 diantaranya adalah diproduksi tahun 2007. Selebihnya diangkat dari album-album yang pernah dirilis sebelumnya.
5 track yang "baru" memang tak semuanya lagu baru melainkan sebuah "remake" seperti lagu "Aku Sadari" karya Dian Pramana Poetra dan Deddy Dhukun yang sebelumnya dipopulerkan Jayanthi Mandasari. Menariknya lagu ini dinyanyikan secara duet oleh Harvey dan Dian Pramana Poetra.
Satu-satunya lagu baru di album ini adalah "Merindukanmu" karya dari Ika Ratih Poespa, adik Dian Pramana Poetra. Lagu bercorak "ballad" ini oleh Tohpati yang menggarap arransemennya dikemas dalam nuansa akustik. Terdengar perpaduan gesekan cello yang menggeram pada introduksi yang bertaut dengan gitar akustik. Bahkan ada sedikit "surprising" pada jelang interlude,karena perangai musik tiba-tiba berbelok ke cengkok "Celtic" yang eksotik.

Tohpati pun memelintir lagu "Kusadari" (karya Elfa Secioria dari ajang Festival lagu Pop Indonesia) dengan karakter "Grand" ala Festival dengan tata arransemen R&B yang poppish dan catchy. Lagu hits Harvey Malaihollo lainnya di era 80-an "Dara" yang dulu ditata oleh Ireng Maulana berubah dengan gaya bossa yang lebih progressive di tangan Dian Pramana Poetra.

Album ini pun menghadirkan penampilan Harvey bersama Bhaskara lewat lagu "Putri" yang ditulis Mbak Tutut hingga duet bersama Vina Panduwinta "Begitulah Cinta" karya Oddie Agam dari Festival Lagu Pop Indonesia 1988.

Sayangnya album Greatest Hits ini tidak memuat "Lady" karya Anton Issudibyo yang menghantar Harvey memperoleh salah satu Award di Budokan Hall,Tokyo.

TRACKLIST
1.MERINDUKANMU
2.AKU SADARI
3.KATAKAN SAJA
4.PENGERTIAN
5.BEGITULAH CINTA
6.SEANDAINYA SELALU SATU
7.DARA
8.KUSADARI (MASIH ADA)
9.PUTRI
10.WANITA
11.MENITI PELANGI
12.JERA

review by: DENNY SAKRIE

Tuesday, February 20, 2007

Norah Jones (Not Too Late)

Terus terang ada yang kurang jika menyimak album ketiga dari puteri Ravi Shankar ini. Salah satunya mungkin adalah bahwa Norah Jones tidak lagi didampingi produser bertangan dingin Arif Mardin yang telah berpulang ke rahmatullah tahun silam. Ada nuansa yang agak meredup. Ini mungkin subyektivitas saya belaka.

Tetapi menariknya, Norah Jones menyembulkan semangat yang luar biasa dalam menulis lagu. Hampir semua lagu yang termaktub di album ini merupakan karya Jones bersama dengan Lee Alexander, pemusik, produser dan merangkap kekasihnya.

Kabarnya album ini pun digarap di kediaman mereka berdua. Lirik-lirik yang ditulis Norah Jones pun cenderung personal. Jones bahkan mulai merambah ke gerbang politik.
Simak saja "Wish I Could",sebuah narasi cinta berlatar peperangan :

"She says "Love in the time of war is not fair
He was my man but they didn't care
Sent him far way from here
No goodbye,no goodbye
"

Bisa jadi kita teringat tentang lagu-lagu (country) era 70-an yang menunjukkan kegeraman kaum wanita terpisah dengan pasangannya yang dikirim ke medan pertempuran Vietnam.
Di lagu ini jelas peperangan yang dimaksud adalah perang Irak !.
Bahkan Norah Jones mulai menulis lirik politik . Simak lagu "My Dear Country" :

"Cause we believed in our candidate
But even more It's the one we hate
I needed someone I could shake
On election day
"

Hmmmm.......apakah Norah Jones tengah merindukan sosok seperti Joan Baez ?
Yang jelas atmosfer musiknya toh tetap beragam ada yang bernuansa jazz,ada yang soul-flavour,sedikit rock dan sedikit country.
Repertoar Norah Jones ini rasanya masih tepatlah untuk menemani anda menyeruput kopi di gerai Starbuck di mall-mall yang bertebaran di metropolis ini .

TRACKLIST:
1.WISH I COULD
2.SINKIN' SOON
3.THE SUN DOESN'T LIKE YOU
4.UNTIL THE END
5.NOT MY FRIEND
6.THINKING ABOUT YOU
7.BROKEN
8.MY DEAR COUNTRY
9.WAKE ME UP
10.BE MY SOMEBODY
11.LITTLE ROOM
12.ROSIE'S LULLABYE

:: review by denny sakri ::



Monday, February 19, 2007

Tangga (Cinta Begini)

TANGGA kini kembali lagi dengan beberapa kejutan. Musik baru, penampilan baru dan tentunya album baru. Pada awal kemunculan mereka di album pertama Tangga memang belum mengekspos wajah para personilnya, karena lebih ingin menampilkan karya-karyanya.

Oleh sebab itu, di cover album pertama hanya memperlihatkan kaki-kaki para personil. Setelah banyak orang lebih mengenal musik dan lagu-lagu Tangga, maka Tangga menjadikan album kedua ini sebagai momentum yang tepat untuk ‘menampilkan diri’ di cover album dengan menggunakan konsep lift atau elevator yang merupakan symbol dari pembaruan dan modernisasi Tangga.

Group vokal Tangga mempunyai motto ‘Ada Karena Beda’, justru perbedaan yang kontras dari para personil menjadikan Tangga tampil lebih selaras dalam kesatuan. Bagi mereka perbedaan itu bukan masalah, melainkan sebuah anugerah, yang utama adalah itikad baik dan komitmen yang selalu terjaga di antara mereka yang bisa membuat Tangga selalu ada dan terus berkarya.

Album kedua ini masih memiliki benang merah dengan album pertama walaupun ada perbedaan yang cukup terasa, dalam album ini Tangga lebih banyak mengeksplor musik dan berani mencoba berbagai genre. Lalu, mengapa judul album yang dipilih adalah Cinta Begini? Menurut Kamga, judul tersebut sangat unik dan pas untuk anak muda masa kini. Lagipula sebelum album ini rilis, single lagu Cinta Begini sudah beredar di pasaran namun banyak orang yang belum tahu siapa yang menyanyikannya. “Sering aku temukan, ada orang yang bilang ‘Eh, lagu Cinta Begini enak nih. Tapi siapa yang nyanyi ya?’ Jadi jika album ini sudah dirilis, orang lebih mudah mencari lagu tersebut dan tahu siapa grup yang menyanyikannya” tandas Kamga.

Tema lagu yang diangkat dalam album ini juga masih seputar cinta. Bedanya, kehidupan cinta yang dikupas disini lebih meluas. Menurut Kamga, orang akan jenuh jika terus-terusan disuguhi lagu patah hati atau lagu cinta yang berakhir tidak happy ending. karena alasan itulah, Tangga mengangkat tema-tema lain. Sebagai contoh, dalam lagu Mamanya yang bercerita tentang problem dengan ibu pacar. Atau tentang hubungan tanpa status. Tema-tema seperti inilah yang Tangga anggap menarik dan dirasa dekat dengan kehidupan sehari-hari. Lewat lirik yang tajam dan melodi yang dikemas ringan, Tangga ingin membawa pendengarnya flashback ke pengalaman hidup yang pernah dialami. Tangga juga mulai berani mengeksplorasi sisi musikalitasnya.

Banyak warna baru dalam album ini, seperti lagu Tolong Catat yang dimulai dengan dentingan gitar akustik Spanish pada intro, Bukan Dia Yang Kuinginkan yang berwarna jazzy bossanova, Simple Love yang diberi sedikit sentuhan slow R&B, lagu Usai Disini yang bernuansa Ballad R&B, My Sweetest Enemy yang bernuansa Reggae, lagu Jangan Tolak Aku yang beraroma mix antara Disco dan Funk. Lagu terakhir ditutup dengan lagu Mamanya yang berirama dance. Dalam lagu ini, Tata kembali memperlihatkan kebolehannya dalam nge-rap. Yang unik, ada 2 track lagu yang merupakan insert berdurasi beberapa menit yang berisi percakapan seperti Curhat dan opening lagu Usai Disini. “Insert memang sudah menjadi ciri khas Tangga sejak album pertama. Untuk pemanis aja. Jadi kalo orang merasa agak jenuh mendengarkan 4-5 lagu terus-terusan bisa diselingi dengan mendengar insert,” ucap Kamga.

Harry Budiman masih tetap berperan sebagai arranger dan komposer lagu-lagu di album kedua Tangga. Sejak album pertama, Harry Budiman memang sudah in-charge. Di album kedua ini hampir 80% lagu masih digarap olehnya dan bekerja sama dengan band yang biasa menjadi pengiring Tangga. Sedangkan untuk liriknya dikerjakan bersama-sama oleh Johandi Yahya dan para personil Tangga. Sebelum mengundurkan diri, Desty sempat membantu dalam menulis lagu Bukan Dia Yang Kuinginkan. “Kami memang masih junior dalam dunia musik dan belum piawai dalam hal aransemen lagu. Dari beberapa lagu yang kami buat sendiri, kami percayakan pada Mas Harry dan kawan-kawan yang menggarapnya. Walaupun begitu Tangga selalu terlibat di dalam penggarapan dengan menyumbangkan ide musik dan tema pembuatan lirik. Hampir 60% kami membantu untuk liriknya,” tutur Kamga mewakili suara personil Tangga lainnya.

Perbedaan karakter masing-masing personil adalah kekuatan dari group Tangga. Kalau dulu di album pertama orang-orang belum mengenal Tangga, sekarang kami sudah mulai berani buat nunjukin diri. Biar orang-orang lebih kenal Tangga. Bisa dilihat, keempat personil Tangga tampil dengan gayanya masing-masing yang berbeda-beda. Tata yang berkesan wild n grunge sangat kontras dengan Kamga yang dandy n romantic. Begitu pula dengan Nerra yang bergaya cute n girlie kontras dengan Chevrina yang tampil sensual n sexy. Lewat album Cinta Begini, Tangga menjanjikan sebuah kualitas musik yang lebih kaya warna, dengan berbekal tema kehidupan sehari-hari yang dapat menyentuh banyak orang, dan yang dikemas compact dalam satu album yang layak Anda miliki.

Track Listing
1. Jurus Terjitu
2. Cinta Begini
3. Tolong Catat
4. Simple Love
5. Bukan Dia Yang Kuinginkan
6. My Sweetest Enemy
7. Usai Disini (Insert)
8. Usai Disini
9. Cinta Berbatas Keadaan
10. Curhat (insert)
11. Jangan Tolak Aku
12. Mamanya

[Preview Lagu Cinta Begini)

:: sony bmg indonesia ::

Thursday, February 15, 2007

Muse (BlackHole and Revelation)

Memang begitulah kesan yang didapat dari pertama mendengarkan lagu-lagu Muse. Seolah-olah kita dibawa masuk ke dalam sebuah lubang gelap dengan musik-musik yang bernuansa dark. Apalagi bebunyian electronic seperti synthisizer seolah-olah mengantarkan kita melewati perjalanan menuju lubang hitam itu.
Ada yang sedikit berbeda dari album Muse kali ini, sama seperti diberitakan sebelumnya ketika sedang pengerjaan album BlackHole and Revelation ini, yaitu drum yang lebih ngebeat yang cendrung ke dance serta sound yang lebih tebal. Memang benar sound drum di album ini bahkan cendrung ke sound industrial seperti zaman-zaman new wave mengiringi musik Muse yang kelam dengan vokal Matthew Bellamy yang murung merintih-rintih.

Muse yang sejak awal berdirinya masih konsisten bertiga dengan personel yang tetap yaitu Matthew Bellamy (vokal, gitar, piano), Chris Wolstenhome (bass, vokal) dan Dominic Howard (drum). Telah berhasil menyihir publik Inggris dengan kedahsyatan musiknya. Minimnya personel tidak mengakibatkan musik mereka simple, justru musik mereka sangat ramai dan powerful banget. Matt seolah seorang profesor gila yang mampu menggabungkan formula-formula baru dalam musiknya. Bahkan sound bass dan drum mereka pun sangat tebal. Publik musik Inggris bahkan menganggap musik mereka adalah gabungan antara Queen dan Radiohead yang merupakan satu negara dengan mereka, namun kedua band ini memiliki perbedaan bagai siang dan malam. Di Queen kita menemukan kerapian dan kedisiplinan dalam penempatan harmonisasinya, sedangkan di Radiohead kerapian dan ketidak konsistenan merupakan konsep mereka. Bagi Muse kedua konsep band tersebut bisa menyatu.

Di album baru ini sang profesor gila kembali dengan formula-formula barunya. Berikut akan gw bahas satu persatu dari albumnya. Lagu pertama yang berjudul Take a Bow ini memang pantas dijadikan lagu pembuka. Awalnya gw pikir ini lagu remakenya Madonna yang judulnya sama, e.. taunya beda banget. Baru denger aja kita udah digeber ama sythisizer apregiator yang naik turun seolah menggambarkan mesin baru diidupin dan kita bersiap-siap untuk melaju. Memang benar, terang aja pada pertengahan lagu baru nongol drum yang seolah menggambarkan kalo rodanya udah berputar. Mungkin pada album Absolution sama kasusnya, Muse juga membuka albumnya dengan gemuruh suara genderang perang dan kemudian disambung dengan apocalyptic.

Lanjut pada lagu berikutnya ada Starlight yang langsung di buka dengan sound bass distorsi dan drum yang cukup ngebeat dan melodi dari piano, sungguh terasa nuansa new wavenya. Lanjut ke single andalan mereka Supermassive Black Hole yang juga ngebeat dengan dentuman drum yang seolah elektrik ditambah chord gitar yang diulang-ulang seolah menegaskan bahwa ini adalah lagu dance, tapi yang paling keren disini adalah vokal nya yang nyanyi secara falseto dari awal sampe akhir, keren banget. Boleh dibilang ini lagu emang beda dari lagu-lagu Muse yang pernah ada.

Map of Problematique boleh dibilang hampir sama dengan lagu-lagu lawas Muse. Disini ciri khas muse dari album yang terdahulu tetap dipertahankan, tapi yang beda adalah melodi yang dimainkan dengan piano yang sayup-sayup sampai dilatari sound apregiator yang konstan dari awal lagu. Justu pada lagu selanjutnya Soldier Poem mereka mencoba bermain lembut dengan nada Jazz ala Muse. Yang unik dari lagu ini backing vokalnya bagus, seolah mengingatkan pada lagu Love of My Lifenya Queen. Terang aja setelah lagu berjudul Soldier Poem ini selanjutnya disambung dengan drum yang bernuansa marching pada lagu Invincible. Seolah menyambung puisinya dengan Soldier Poem tadi. Tapi tarikan vokal Matt pada lagu ini kadang terasa mirip Hyde - L'arc en Ciel, memang sih kadang musik-musik J-rock terdengar mirip dengan Muse.

Selanjutnya ada Assasin yang mengingatkan kita dengan konsep rock yang biasa dimainkan Muse yaitu gemuruh suara drum ditambah distorsi gitar. Exo-Politic lumayan beda karena drumnya ngebeat. Lagu yang lumayan unik yaitu City of Delution disini Muse berhasil bereksperimen dengan musik Arab pada orkestrasi stringnya, dan melody yang dimainkan dengan trompet seolah membawa kita ke negri 1001 malam, dan yang paling dahsyatnya ini lagu ngerock abis. Lagu berikutnya kita dibawa cooling down dengan menonton matador sejenak di lagu Hoodoo, sebab ini paling lambat temponya. Namun diakhir lagu kita bakal diajak bangkit dengan dentuman drum dan sayatan strings seolah menggambarkan istirahat sejenak.

Lagu penutup yang berjudul Knights of Cydonia seolah membangkitkan semangat juang kita. Lagu ini emang menggambarkan courageus, proudness dengan harmonisasi trompet perang serta ada choir yang disambung drum yang berritmik marching seolah memaksa kita untuk berdiri menghentakkan kaki sambil mengepalkan tangan dan mengacungkannya mengiringi irama lagunya. Inilah akhir perjalanan menuju lubang hitam bersama Muse. Kita sudah sampai dilubang tersebut.

Untuk mendengarkan album ini sebaiknya musiker dengerin dari awal sampai akhir, gunakan headset, duduk santai, pejamkan mata dan musiker akan melihat sebuah gambar film yang sangat dahsyat yang ditayangkan di otak anda. Cobalah...!!!! Memang bener-bener sebuah proses brainwashing yang sangat hebat dari profesor Muse.

sumber: bacamusik



Wednesday, February 14, 2007

Anggun (Best-Of)

ANGGUN adalah eksotisme Nusantara yang mengorbit di peta musik dunia. Anggun terbit bagiakan mimpi, namanya telah menyetarakan Indonesia di kancah musik Internasional. Album-album internasionalnya seperti Anggun (1998), Chrysalis (2000) dan Luminescence (2005) meroket dijajaran tangga lagu dunia tanpa tertahankan. Lagunya seperti "Snow On The Sahara" dan "In Your Mind" menjadi remarkable songs yang pantas diingat dari masa ke masa. Anggun pun pernah melakukan Tur Keliling Eropa bersama Sarah McLachlan dan Erykah Badu dalam Tur bertajuk Lillith Fair Tour pada rentang 1998. Tak diragukan lagi, Anggun lewat talenta dan ketekunannya telah membuktikan potensi dirinya.

Di negeri asalnya sendiri, Anggun membukukan prestasi tak kalah luar biasa. Dara manis kelahiran 29 April 1974 ini sudah punya belasan album lokal sebelum mengorbit di dunia internasional. Empunya nama lengkap Anggun Cipta Sasmi pertama kali dikenal saat usianya masih 7 tahun tatkala ia merilis album berisikan lagu anak-anak. Dan di usianya yang ke 12 tahun, Anggun merilis sebuah album bertajuk Dunia Aku Punya (1986) yang banyak terpengaruh musik rock. Kesuksesan album tersebut diikuti pula dengan album-album berikutnya Tua Tua Keladi (1990), Anak Putih Abu Abu (1991), Noc Turno (1992) dan banyak lainnya.

Tahun 2006 ini, Anggun merilis sebuah album bertajuk best-of. "Menurutku hadirnya album ini adalah kilas balik dari kerja kerasku dari awal hingga punya tiga album internasional dan semuanya itu aku bikin seperti cocktail untuk para penggemarku," papar Anggun. Anggun memilih sendiri lagu-lagu miliknya untuk masuk kedalam album ini tak terkecuali tiga buah lagu dari albumnya terdahulu untuk diaransemen ulang dan dibawakan kembali dalam versi yang lebih segar. Lagu tersebut adalah "Mimpi" dan "Bayang-Bayang Ilusi" yang diambil dari album Mimpi (1990) dan lagu "Takut" dari album Takut (1990). Ketiga lagu ini diangkat kembali dalam aransemen yang segar garapan Andy Ayunir.

Untuk single hit dari album ini terpilihlah lagu "Mimpi" yang menurut Anggun lagu ini adalah yang paling banyak direquest penggemarnya untuk dibawakan kembali. Lagu Mimpi dalam album best-of ini dihadirkan bagaikan dialog hati Anggun dengan hantaran musik minimalis yang diiringi dengan denting piano dan balutan simfoni iringan Sa’unine.

Lewat album best-of ini, kita dibawa untuk menjejaki langkah ayun Anggun di peta musik Internasional. Tiga track awal merupakan tiga lagu dari album Indonesianya terdahulu yang secara khusus dia terbang dari Paris ke Jakarta untuk merekam ulang lagu tersebut. Dilanjutkan dengan "I'll Be Alright" dan "In Your Mind" dari album Luminiscence (2005). Lalu lagu "Snow on the Sahara" yang menjadi awal karir Anggun di musik Internasional juga dihadirkan. Kita juga dapat menikmati kolaborasi Anggun dengan musisi-musisi ternama seperti DJ Cam di lagu "Summer In Paris" dan Deep Forest di lagu "Deep Blue Sea". Tak ketinggalan sebuah lagu yang menjadi tema film Open Hearts berjudul "Open Hearts".

Anggun kerap ditawari menjadi bintang film oleh beberapa produser bahkan ia sempat menolak ajakan menjadi salah satu ‘Bond Girl’. Lalu apakah setelah dirilisnya album best-of ini Anggun merencanakan untuk mengepakkan sayap di bidang akting? Anggun menjawab dengan bijak, "Aku nggak mau memalukan sutradaranya apalagi masih banyak yang lebih baik dari aku (dalam berakting)." Oh Anggun…

Track Listing
1. Mimpi (New Version)
2. Bayang-Bayang Ilusi (New Version)
3. Takut (New Version)
4. I'll Be Alright
5. In Your Mind
6. Snow On The Sahara
7. Undress Me
8. Deep Blue Sea (Deep Forest feat. Anggun)
9. Still Reminds Me
10. Mantra
11. Kembali
12. Summer In Paris [DJ Cam feat. Anggun]
13. Chrysalis
14. Yang 'Ku Tunggu
15. Open Your Heart (Open Hearts Soundtrack)
16. Snow On The Sahara (Trousers Enthusiasts Radio Edit)
17. A Rose In The Wind (Chris Lord-Alge Remix)
18. Still Reminds Me (Jason Nevins Midtempo Radio Edit)
19. Saviour (Teetoff's Dance Radio Edit)
20. Snow On The Sahara (Amen Remix)

taken from: sony bmg indonesia