Tuesday, April 24, 2007

Good Morning Revival (Good Charlotte)

Sukses album The Chronicles of Life and Death tak membuat band yang dimotori si kembar Medden bersaudara terlena. Album ini mencetak Platinum mengikuti kesuksesan album sebelumnya The Young and The Hopeless yang juga berhasil menjajah US Chart dan UK Chart untuk beberapa waktu.

Kepiawaian personil Good Charlotte, Joel Madden (vokal/gitar), Benji Madden (gitar/back vocal), Paul Thomas (bass) dan Billy Martin (gitar) meramu bebunyian terbilang cukup berani. Terbukti saat The Chronicle of Life and Death dirilis mendapat sambutan positif dari para kritikus musik. Perpaduan pop-punk-gothic dengan orkestrasi string yang menggema dalam album tersebut mendapat acungan jempol. Meskipun band ini tetap berpondasi pada pop-punk dengan distorsi yang cadas dan lirik yang lugas namun mereka berhasil membawa dimensi tersendiri untuk menikmati musik karya mereka.

Nggak percaya kalau mereka piawai? Buktinya album Good Morning Revival yang rencananya bakal dirilis Maret 2007 sudah sangat diantisipasi oleh pasar musik Amrik. Publik menanti-nanti kejutan apalagi yang akan dihadirkan Good Charlotte lewat album keempat mereka nanti. Di situs YouTube sendiri, lagu Keep Your Hands Off My Girl sudah bocor dan dibuat video klip versi dari para fans Good Charlotte di seluruh dunia. Lagu ini punya tag yang catchy ‘keep your hands off my girl ’ dengan beat dance yang asyik. Jangan kaget, karena memang di album ini Good Charlotte banyak memasukkan unsur synthsizer dan sound sampling. Niscaya membuat kamu makin terpikat dan tanpa sengaja ikut bergoyang sambil berteriak “Keep Your Hands Off My Girl!” yea…

The River yang menjadi radio hit single album ini pun tak kalah menarik untuk disimak. Menampilkan M Shadows dan Synyster Gates dari band metalcore Avanged Sevenfold. Kolaborasi perdana Good Charlotte ini terasa sebagai sebuah kumpul-kumpul antar sahabat sesama musisi tanpa beban. Disebut perdana, karena sebelumnya Good Charlotte belum pernah berkolaborasi dengan musisi lainnya. Video klip single ini akan disutradarai oleh Don Gillmore (Pearl Jam, Avril Lavigne, dan Linkin Park).
Lebih dalam lagi tentang Good Morning Revival, album ini menyajikan 13 buah track dengan dua diantaranya merupakan intro (Good Morning) dan outro (March On). Melibatkan kembali Don Gilmore yang pernah memproduseri album pertama GC untuk kembali menangani produksi album ini. Hampir saja tertipu oleh irama pop lagu Something Else yang hampir meninggalkan rasa Good Charlotte. Lagu ini menjadi semacam pemertegas ‘kompromis’ Good Charlotte di album ini yang mana pada album sebelumnya mereka merasa terlalu selfish dalam bermusik. Tapi bukan Good Charlotte namanya jika tidak membuat kejutan. Lagu Broken Hearts Parade tampaknya menjadi sebuah media bagi mereka untuk mengungkapkan kekecewaannya saat harus melepaskan Chris (mantan drummer) untuk berobat ke pusat rehabilitasi. Meskipun sempat diwarnai gugatan yang dilayangkan Chris kepada Good Charlotte, keempat personil yang tersisa mengatakan bahwa keputusan memberhentikan Chris adalah demi kebaikan bersama. Ini terungkap lewat situs resmi mereka, www.goodcharlotte.com.

A Beautiful Place merupakan lagu manis bernuansa sedikit pop-ballad dengan membawa emosi kekeluargaan. Dengarkan saja liriknya : We live in a beautiful place // Let love take away all this pain. Juga halnya dengan lagu manis Where Would We Be? yang punya lirik : What would you do now darling // now if I said these simple words..

Sudah, jangan mellow terus. Saatnya beranjak ke lantai dansa dengan lagu Dance Floor Anthem yang membawa suasana dance yang beda. Mengikuti trend musik saat ini dengan tanggung jawab untuk terus memberikan musik berkualitas ditunjukkan disini. “Kita selalu mencari sesuatu yang baru. Di album baru ini harus menampilkan influence yang baru dan berbagai kolaborasi dengan artis dan jenis musik yang total berbeda dengan kebiasaan kita,” ungkap Good Charlotte. Lagu itu baru pemanasan, puncaknya ada di Victims Of Love. Dance yang mengigit, lirik yang mengiris dan semuanya yang membuat lagu ini tak hanya enak di telinga tapi juga enak untuk dijadikan pengantar melantai di lantai dansa.

Tracklist Good Charlotte – “Good Morning Revival” :

1. Good Morning (Intro)
2. Misery
3. The River (feat. M Shadows & Synyster Gates)
4. Dance Floor Anthem
5. Keep Your Hands Off My Girl
6. Victims of Love
7. Where Would We Be?
8. Break Her Heart
9. All Black
10. A Beautiful Place
11. Something Else
12. Broken Hearts Parade
13. March On (Outro)

www.goodcharlotte.com

Tuesday, April 10, 2007

Album 50:50 (Iwan Fals, 2007)

Akumulasi kematangan Iwan Fals memang jelas terbaca di album ini. Mulai dari ekspresi bernyanyi,pilihan musik hingga penulisan lagu.
Dan di album ini jelas Iwan pun menyadari bahwasanya dia juga merupakan bagian dari industri dan juga merupakan bagian dari idealisme yang bisa disesuaikan dengan berbagai lapis dimensi.
Judul albumnya saja sebetulnya telah mengindikasikan isi.
50:50 ini maksudnya Iwan separuh berceloteh tentang romantika dan separuhnya tentang semangat gugat yang rasanya memang tak bisa lekang dari sosoknya.

Di album terbarunya ini, tak semua lagu ditulis Iwan. Separuhnya ditulis oleh sederet komposer seperti Dewiq, Digo, Bongky Ismail, Pongky Jikustik, Opick, Yockie Soerjoprajogo dan Remy Soetansyah. Musiknya pun digarap beragam mulai dari Andi Bayou, Addie MD hingga Erwin Gutawa.

Menyimak album ini seolah gabungan antara dua album Iwan Fals sebelumnya : "In Collaboartion With" (2003) dan "Manusia 1/2 Dewa" (2004).
Gaya bermusik Iwan yang sudah menjadi signature : lugas ! tersemat pula di isi album ini,misalnya pada lagu "Pulanglah" tentang tewasnya Munir Said Thalib.
Atau simak pula lagu bertajuk "Negara" yang mengingatkan kita pada sajak-sajak pamflet WS Rendra :

Negara harus bebaskan biaya pendidikan
Negara harus bebaskan biaya kesehatan
Negara harus ciptakan pekerjaan
Negara harus adil tidak memihak
Itulah tugasnya

Lagu bertema gugat lainnya adalah "Rubah" sebuah lagu yang sering dikumandangkan Iwan pada saat menggelar pertunjukan dan "Ikan Ikan", sebuah metafora fabel yaitu menulis kritik dengan sisipan eufisme pada sosok binatang atau hewan yang dulu kerap dibuat Iwan seperti "Belalang Tua","Celoteh Camar Tolol dan Cemar" maupun "Tikus Tikus Kantor".

Jangan lupa, kekuatan album ini pun ditopang dengan kontribusi pemusik lain semisal lagu "Ini Bukan Mimpi" yang ditulis Yockie Soeryoprayogo dan Remy Soetansyah.
Lagu-lagu lainnya seperti "Mabuk Cinta" (wowww Iwan Fals membawakan irama reggae !!!), "Masih Bisa Cinta","Yang Tercinta" atau "Tak Pernah Terbayangkan" merupakan lagu-lagu berkonotasi asmara yang cair dan dalam kemasan pop mengingatkan kita pada album "In Collaboration With".

Kematangan vokal Iwan Fals memang sangat membantu memberi muatan tersendiri untuk track yang berlabel "love song" ini.

TRACK LIST
1.MABUK CINTA
2.MASIH BISA CINTA
3.YANG TERCINTA
4.TAK PERNAH TERBAYANGKAN
5.APAKAH AKU BENAR BENAR MILIK KAMU ?
6.RUBAH
7.KASACIMA
8.PULANGLAH
9.INI BUKAN MIMPI
10.IKAN IKAN
11.NEGARA
12.CEMBURU

oleh: denny sakrie
photo by: tamtomo

Iwan Fals 50:50


Sebuah kemasan album baru dari Asian Heroes dan legenda musik Indonesia yang kembali menyapa lewat konsep keseimbangan "Yin" & "Yang" yang mengusung tema Cinta dan kritik sosial yang dimunculkan secara berimbang, lugas, sederhana namun berisi.

Album yang akan menjadi penyeimbang. Sebanyak 12 komposisi dikemas indah dalam kerangka khas Iwan Fals dengan konsep unik. Album 50:50 yang rencananya akan resmi rilis tanggal 28 Maret 2007 di seluruh Indonesia ini memuat 12 lagu bertema cinta, sosial dan humanis yang lekat dengan sosok Iwan Fals. Album ini memiliki judul menarik 50:50 karena album yang terdiri dari 12 lagu ini 6 lagu dibuat oleh Iwan Fals sendiri, sedangkan 6 lainnya oleh komposer lain seperti Dewiq, Opick, Yockie Suryoprayogo, Pongki Jikustik, Digo (ketua OI) dan Bongky (Slank, Flowers, BIP).

Cinta dan kritik sosial kembali membawa Iwan Fals ke hadapan jutaan OI (Orang Indonesia ) tahun ini. Album penuh aroma cinta dan deru kritik sosial dengan bungkus pop ini berhasil memberikan jawaban akan kemana visi dan misi Iwan Fals. Seperti judul albumnya tidak semua misi membawa virus cinta. Setengah dari album ini adalah visi berupa kritik pada kondisi sosial masyarakat Indonesia. "Aku merasa mendapat respon bagus dari Musica Studio's saat merilis album ini. Karena tidak hanya lagu-lagu pop yang sedang digemari saat ini tapi juga mereka mau menampung lagu-laguku yang tidak mengambil tema cinta," kata Iwan Fals tentang proyek album yang materinya 6 lagu diambil lebih dari 300 lagu ciptaanya.

Komposisi "Mabuk Cinta" sangat menonjol dengan karakter groove dari lagu-lagu khas Bongky. Kali ini groove tersebut dikeluarkan lewat balutan musik pop reggae yang mengalun indah. Bunyi kibor yang mengawang dan memberi beat yang seksi akan terdengar ritmis dan manis lewat siraman drum dan bass yang mengawal vokal khas Iwan Fals yang begitu enjoy dan lepas saaat menyuarakan lirik tentang indahnya mengalami jatuh cinta kembali itu. Musik yang dibangun berhasil menyatu dengan karakter vokal Iwan Fals yang sudah sangat kuat itu. Iwan Fals kali ini akan mencoba lentur dalam buaian pop reggae yang ringan tapi tetap berkelas. Iwan Fals tetap kuat dengan roots yang sudah tertancap kuat dalam dirinya. Apapun yang keluar darinya (dengan konsep yang mungkin baru baginya) akan tetap menjadi magnet yang siap akan membius dan memabukkan seperti menyimak lagu yang menjadi single perdana album 50:50 ini.

Yang paling menonjol di album ini diantaranya lagu berjudul "Masih Bisa Cinta" karya Dewiq yang di aransemen oleh Erwin Gutawa. Di lagu ini pendekatan yang disuarakan Iwan Fals tidak kalah dengan gaya rockstar anak muda seperti Pasha, Giring, atau Ariel saat menyuarakan kerinduan pada orang tercinta. Sebuah tema universal dengan lirik cinta yang akan menjadi guilty pleasure banyak orang. Pula dengan lagu "Yang Tercinta" karya Opick yang di aransemen Addie MS. Sulit memberikan kredit pujian mana yang paling bagus dari dua lagu ini. Keduanya kuat di aransemen. Kuat pula dari struktur lagu. Dan yang paling utama vokal Iwan Fals berhasil menyatu dan saling mengisi dalam sebuah paket pop penuh cinta yang membuatnya menjadi tidak pasaran dan murahan.

Menarik adalah lagu karya Pongky Jikustik berjudul "Tak Pernah Terbayangkan" yang di aransemen oleh Bagoes AA. Lagu yang ditulis Pongky ini menurutnya terinspirasi dari kisah hidup Iwan Fals yang selalu ditemani sang istri, - mbak Yos - dalam kondisi apapun. "Tulis besar-besar tentang hal itu, saya mendedikasikan lagu tersebut untuk mas Iwan agar dinyanyikan untuk mbak Yos," kata Pongky. Sebuah ode yang dipersembahkan Pongky untuk Iwan Fals ini menjadi reuni bagi keduanya. Sebelumnya Pongky pernah memberi lagu bagus di album In Collaboration With dengan judul "Aku Bukan Pilihan." Bagoes AA berhasil mengemas lagu ini dengan sempurna. Pop yang masih terasa kuat dalam aransemen, syarat yang harus ada dalam lagu-lagu Iwan Fals.

Lagu lain yang sangat kuat dalam tema ada pada "Apakah Aku Benar- Benar Memiliki Kamu" karya Digo yang saat ini menjabat sebagai ketua OI. Kontribusi Digo sebelumnya adalah membantu mengisi gitar saat pembuatan album Suara Hati yang menandai kembalinya Iwan Fals ke panggung musik dengan lagu-lagu baru dan bukan lagu aransemen ulang. Lagu ini menjadi makin terasa hidup dan bernyawa dengan aransemen yang dimainkan oleh Andi Bayou. Tidak ketinggalan wartawan senior Remy Soetansyah turun gunung memberi kontribusi lagu berjudul "Ini Bukan Mimpi" yang diciptakan bersama Yockie Soeryoprayogo yang juga membuat aransemen yang kuat di lagu ini. Sebuah lagu yang memberi kita sebuah petunjuk, sebuah penerang, sebuah wacana bahwa bencana yang sedang terjadi yang menimpa Indonesia bukan sekedar sebuah siaran berita di TV, radio, atau Koran. Sebuah kenyataan yang patut direnungkan.

"Aku juga menyumbang lagu cinta di album ini. Judulnya 'KaSaCiMa'. Kadang aku memang tidak pede kalau membuat lagu bertema cinta sekarang ini" kata ayah dari Raya dan Cikal ini. "KaSaCiMa" menurut Iwan Fals diciptakan lebih dari 15 tahun lalu. "Pas mau dirilis bingung mau dikasih judul apa, ya sudah 'KaSaCiMa' saja. Singkatan dari Kasihku Sayangku Cintaku Manisku," katanya sambil tergelak. Lagu "Cemburu" sangat kuat dengan efek suara biola dan flute yang dibiarkan mengawang menjadi teman pengiring bagi karakter vokal Iwan Fals.

Peristiwa Munir juga menjadi perhatian Iwan Fals di album ini. "Saat mendengar kematian Munir aku sedih. Secara jujur aku kagum akan apa yang dia perjuangkan. Aku membuat lagu 'Pulanglah' saat sedang berada di Sukabumi," kata Iwan Fals yang menyebut Munir sebagai Pendekar. Bentuk kepedulian lain yang disuarakan Iwan Fals di lagu ini ada pada "Negara". Sebuah protes yang ditujukan pada kondisi Negara yang seharusnya ideal dan melindungi rakyatnya secara jeli dan jujur coba disuarakan. "Tugasku sebagai seniman ya cuma bisa menyuarakan ide-ide. Aku tidak tahu bagaimana mewujudkannya. Biarlah mereka yang pandai yang memberikan solusi," katanya jujur. "Ikan-Ikan" dan "Rubah" juga masih secara seksama mencoba meneriakkan ketidak adilan dan ketidakberesan yang terjadi di tingkat bawah. "Ini album yang secara tema aku rasa imbang. Yang akan mencari cinta ada. Yang mencari lagu-lagu berisi protes sosial juga ada," ujar sang legenda.

Mencoba berimbang. Itu yang sedang dilakukan Iwan Fals di album 50:50 ini. Satu yang tidak berubah dari semua album Iwan Fals adalah pesona, kharisma, karakter dan sosoknya yang akan selalu memabukkan siapa saja yang menyimak lirik lagu-lagunya. Entah itu lagu berisi pesan cinta atau pesan kritikan sosial yang menjadi senjata utamanya. Semuanya dihadirkan menjadi satu kesatuan yang bulat, kokoh, dan menjadi kekuatan berpijak dari sang legenda. Album ini akan menjadi penyeimbang hidup siapa saja yang menyimaknya. Dan akan memberikan kita sebuah pesan bahwa masih banyak kata-kata indah yang harus segera diberi makna, seperti yang ditorehkan Iwan Fals di album ini.

written by: adib hidayat, rolling stone
photo by: tamtomo

Tuesday, April 03, 2007

Free Your Mind (Maliq & D'Essentials)

Siapa sih yang namanya MALIQ? Pertanyaan "kocak" ini ternyata masih muncul juga. Padahal sudah berkali-kali dijelaskan, Maliq bukan nama orang. Maliq n d’essentials dibentuk pada 15 Mei 2002 terdiri dari 8 orang personil yang mengusung jenis musik yang disebut soulful Nama maliq adalah kepanjangan dari 'musik and live instrument quality'

Ah, sudahlah. Guyonan yang tidak musikal, kata beberpa teman. Tapi band yang menyebut dirinya Maliq & D'essentials ini meski belum bisa dibilang fenomenal, tapi tetaplah perlu mendapat catatan. Pertama, band yang kin berawak Widi [drum], Angga [vokal], Indah [vokal], Jawa [bass], Satrio [gitar], Ifa [kibord], Amar [terompet], termasuk 'raja pensi' di Jakarta. Entah mengapa, sekolah-sekolah SMA di Jakarta "wajib" menyertakan band ini dalam list penampilnya.

Kedua, band ini sering "salah kaprah" dimasukkan dalam ajang-ajang jazz berkelas, seperti Jak Jazz atau Java Jazz. Herannya, mereka tetap menyedot perhatian dan jumlah penonto yang tidak sedikit. Padahal, ekspose medianya termasuk sering. Apa orang tidak bosan? Ternyata belum. Soal salah kaprah tadi, Maliq sebenarnya tetap menyandarkan dirinya pada musik pop meski dengan banyak racikan lain.

Album pertamanya menyorongkan hits anthem yakni 'Terdiam' yang nyaris jadi lagu wajib anak-anak SMA. Kini, setelah sempat melempar album repackage dengan titel '1st maliq n d’essentials special edition' dengan sinle hits 'The One' awal tahun 2006.

Kini, Maliq kembali merilis album baru yang diberi titel 'Free Your Mind' di Cilantro, Jakarta Senin [27/2/2007]. Masih dengan konsep musikal yang nge-groove, Maliq mengaku mengalami peningkatan wawasan dan skill musikalitasnya. "Awalnya kami memang terbeban untuk membuat album yang sama dengan album pertama, tapi lama-lama kita berpikir bebas saja membut lagu yang penting kita menikmati,' jelas Angga kepada wartawan. Kebebasan itulah yang mereka tuangkan dalam judul album kali ini.

Yang tidak berubah dari band yang dulunya sempat mencicipi dunia kafe ke kafe ini adalah, fashion. "Untuk kostum kita sesuaikan dengan lagu-lagu yang kita bawakan," jelas Angga lagi.

Yang tidak berubah juga, Eq Puradiredja --mantan Humania-- masih menjadi produser dari album Maliq. "Saya tidak membuat Humania seri 2 kok. Kebetulan saja mereka cocok dengan konsep musikalitas yang saya tawarkan," jelas Eq yang dua saudaranya [Angga dan Widi] masuk menjadi line-up Maliq. Sempat berpikir melepaskan diri dai album kedua, Eq ternyata kembali. "Supaya benang merahnya tidak terputus total saja,' kilahnya.

Eq mengakui, dirinya termasuk cerewet kepada band ini. "Untuk urusan lagu saya memang cerewet, karena karakter yang saya mau lagunya harus kuat secara musikalitas ataupun komersil," imbuhnya. Sementara Angga sendiri mengakui, Humania adalah band yang menjadi insiprator dari Malq & D'Essentials. "Kalau kebetulan di album ini lagu Angga dan Widi yang banyak masuk, itu karena kita sudha punya stok lagu bahkan sebelum band ini ada," repet Angga menanggapi pertanyaan soal ketergantungan lagu kepada mereka berdua. "Tapi personil lain banyak membantu di aransemen juga kok," kilahnya.

Sayangnya, band ini lantaran terlalu padat jadual manggungnya, memilih melempar repackage untuk mengisi kekosongan jadual edar albumnya. Terlepas dari kemauan label, album-album penulis lebih suka menyebut album-album repackage sebagai 'album pemalas' saja.

sumber: tembang.com