Sunday, January 25, 2009

Single Life In Technicolor ii Dari Coldplay


Menurut rencana tanggal 2 februari ini akan dirilis single Life In Technicolor ii dari Colplay melengkapi single sebelumnya. Lagu ini sebenernya sudah masuk dalam Prospekt's March EP dan akan dirilis pekan depan di Inggris bersama lagu yang sama (Life In Technicolor ii) dalam versi live yang dibawakan Coldplay saat tampil di The O2, London.

Yang menarik, terdapat single The Goldrush dengan vokal Will Champion yang mirip saat membawakan lagu Death Will Never Conquer. Video Klip Life In Technicolor ii sudah dirilis dalam versi yang unik yakni penampilan Coldplay sebagai boneka wayang/ puppets, sutradara video klip ini adalah Dougal Wilson, ada juga penampilan cameo dari "Coldplay's elusive fifth member" yakni Phil Harvey.

Penasaran dengan video klip ini? Simak saja di: SINI


Author: Tamtomo | More Music On: www.tamtomousic.co.cc

Wednesday, January 21, 2009

The Final Riot! Of Paramore


Paramore, mungkin belum terlalu dikenal di sini sebagai salah satu band besar, band asal amrik yang saat ini beranggotakan Hayley Williams (vokal), Josh Farro (gitar), Jeremy Davis (bas), dan Zac Farro (drum) telah merilis 2 album studio All We Know Is Falling (2005) dan Riot! (2007) dan single "Decode" dan "I Caught Myself" yang menjadi original soundtrack film Twilight (pasti kenal dong dengan film ini yang merupakan salah satu adaptasi dari novel karya Stephenie Meyer). Paramore juga mengeluarkan album live plus dvd yang diberi judul The Final Riot! yang direkam saat tampil di "The Chicago Stop Of The Final Riot! Tour" di bulan Agustus 2008 termasuk video dokumentasi yang diberi judul "40 Day of Riot!".

Selain single "Decode" yang dikenal lewat film Twilight, dari album terdahulu Paramore memiliki single hits "That's What You Get", "Misery Bussines" dan "Crushcrushcrush" dari album "Riot!". Sedang dari album pertama dengan hits "Emergency," "Pressure," dan "Here We Go Again". Yang menarik dari Paramore, selain dari aliran musiknya, gaya menyanyi sang vokalis emang mirip Avril Lavigne tapi lebih atraktif dengan gaya headbanger sambil tetep nyanyi layaknya grup metal. Oh ya tahun 2009 ini Paramore juga udah mempersiapkan album ketiga yang menurut rencana diberi judul "Everything Recovered ", menurut sang vokalis Hayley Williams, Paramore udah mulai mencari inspirasi dari kehidupan secara umum untuk lirik lagu di album ketiganya, dari segi bermusik mungkin mereka juga akan mencoba hal-hal baru dan saat ini masing-masing personil mulai memperdalam aliran-aliran musik di luar yang biasa mereka mainkan supaya menghasilkan unsur dan elemen baru di dalam musik mereka.

Kita tunggu aja album ketiganya, dan saat ini nikmati aja video klip single "Decode" dari soundtrack film Twilight di: SINI




Band:
Paramore
Member:
- Hayley Williams (vokal)
- Josh Farro (gitar)
- Jeremy Davis (bas)
- Zac Farro (drum)
Record Label:
Fueled by Ramen
Official Site:
www.paramore.net


Author: Tamtomo | More Music On: www.tamtomousic.co.cc

Tuesday, January 20, 2009

CD Kompilasi Mp3, Melegalkan Pembajakan?

Pernah denger gak sih tentang CD kumpulan lagu lagu dalam format Mp3 tapi bukan yang bajakan loh, atau bahkan pernah liat sendiri CD Kompilasi lagu-lagu yang dikemas dalam format Mp3 yang diproduksi label ternama di salah gerai supermarket atau hipermarket? kalo belum coba cek saat ini ada CD kompilasi lagu-lagu lokal dan mancanegara yang dikemas dalam format Mp3.

Yang menarik penjualan lagu dengan dformat MP3 secara fisik adalah tak lazim buat perusahaan rekaman, saat ini penjualan karya musik berupa CD, kaset, format dgital seperti ring back tone dan ringtone. Apabila dalam format digital Mp3-pun hanya diedarkan melalui donlod via internet secara legal seperti via itunes, amazon atau sejeninya. Awalnya untuk penjualan via internet itupun penuh dengan proteksi seperti dengan pola DRM (Digital Rights Management) yang diterapkan, tapi cara inipun akhirnya harus ditinggalkan karena berbagai faktor seperti pembobolan atau bahkan desakan dari pemilik gerai musik online seperti itunes.

Memang penjualan CD dan kaset terjadi penurunan sangat tajam dan memukul industri permusikan, hal ini dikarenakan pembajakan yang meraja lela entah via donlod ilegal di internet atau bahkan penjualan CD atau MP3 bajakan di lapak-lapak yang mengalahkan jumlah penjualan album secara resmi. Kalo dihitung penjualan album platinum sebanyak 150 ribu kopi sesungguhnya yang beredar dipasaran adalah jutaan kopi kalo dihitung dengan versi bajakannya, miris juga sih album yang baru aja dirilis sorenya juga udah dapat didonlod secara ilegal di internet. Ataukan penjualan CD Kompilasi MP3 ini juga untuk mengimbangi pembajakan? Mungkin ya mungkin tidak. Tetapi saat ini yang menjadi tulang punggung industri musik khususnya musisi adalah penjualan via digital seperti ringback tone, dengan harga 5 ribuan perlagu hanya 30 hari dan gak bisa dibajak menjadi trend jualan musik khususnya single lagu.

Kembali ke CD Kompilasi format Mp3 dari label besar tersebut, yang mengejutkan dengan jumlah lagu 50 buah, di klaim berkualitas dan berasal dari ogininal artist, hanya dibanderol seharga 25 ribu rupiah untuk 50 lagu indonesia dan 30 ribu rupiah untuk lagu mancanegara. Emang bukan lagu baru yang dikumpulkan tetapi umumnya lagu-lagu tersebut saat ini dikompilasi cuman sebanyak tak lebih dari 20 lagu per CD dan harganya pun pati diatas 35 ribu, jadi harga Mp3 50 lagu inipun masih jauh dari harga CD normal. Satu lagu lokal dihargai 500 rupiah dan untik lagu mancanegara seharga 600 rupiah perlagu, inipun belum dipotong dengan keuntungan pengecer dan distributor serta biaya produksi seperti harga CD blank trus kemasan yang lumayan bagus. Salah satu pertanyaan sehubungan dengan hak cipta dan royalti, jadi buat musisi atau penyanyi sendiri berapa ya? yang pasti tidak gratis kan. Sebagai perbandingan untuk RBT, musisi mendapatkan pembagian dalam satuan ribuan rupiah per lagu, jadi untuk album Mp3 ini cuman mendapatkan ratusan rupiah perlagu.

Saat ini yang udah dapat ditemuin di pasaran CD Kompilasi berformat Mp3 antara lain 50 Indonesia Love Ballads, 50 Indonesia Superhits, All About Dance, All About Love, All About Pop dan SO7 Top Request. Ada beberapa band besar dan musisi seperti Cokelat, Gigi, Sheila On 7 dan Yovie yang ada di kompilasi tersebut. Trus bagaimana dengan pendapat para musisi dan pengamat musik Indonesia? Kalo buat penikmat musik pasti lebih menguntungkan apalagi buat yang hobi beli Mp3 bajakan dan selalu kecewa dengan kualitasnya, trus saat ini adalah era digital, gak jamannya lagi kaset apalagi walkman dan gak nyaman juga bawa-bawa CD, lebih simple dengan Mp3 player atau ipod atau bahkan cukup menikmati musik melalui handphone. Bagaimana komentar Anda?


Author: Tamtomo | More Music On: www.tamtomousic.co.cc

Friday, January 16, 2009

Bermain Kata-Kata Di LEthologica

Bermain dengan kata-kata mungkin sudah jadi kebiasaan Noe sejak kecil. Jadi tak perlu heran kalau dia punya setumpuk lirik yang siap untuk dituangkan dalam nada-nada. Kadang terkesan sangat serius dan cenderung religius. Padahal di balik semua itu, Letto menyimpan kenakalan-kenakalan yang bisa bikin kita tertawa terpingkal.

Dan Lethologica bukanlah sebuah kesalahan pengetikan atau sok pelesetan. Lethologica yang merupakan nama dari sebuah kelainan psikologis yang membuat seseorang bisa lupa tentang sebuah kata kunci atau nama dalam sebuah percakapan. Jelas beda dengan Lettologica yang jadi dasar band ini melangkah. Terlepas dari itu pelesetan atau tidak, namun bermain dengan kata-kata adalah hal yang sangat menyenangkan. Apalagi kalau kata-kata itu memberi sebuah makna baru.

Namun jangan terjebak untuk berpikir terlalu berat tentang album ini. Toh, saat mereka tiba pada proses penyelesaian lagu, Lettologica (yang artinya cara berpikir anak-anak Letto) berfokus pada keindahan, kemudahan diterima dan menghibur hati. Apalagi mereka bekerjasama dengan dua orang produser yang sudah terlihat kehebatannya memoles band, Noey dan Capung. Matang deh lagu mereka.

Ada beberapa lagu di album ini yang pantas mendapatkan perhatian khusus. Yang pertama adalah Lubang Di Hati. Sebuah lagu yang bisa membuka mata kita dan melihat dunia ini dengan perspektif yang berbeda. Memandang cinta dengan pola pikir dan emosi yang lebih tertata. Dan mengajak kita tak pernah berhenti melalui kesenangan hidup yang kadang melelahkan. Dipilih sebagai single pertama dengan penuh harapan bahwa Letto bisa mengisi lubang di relung relung hati para pecinta musik.

Berikutnya Letto menawarkan sebuah obat mujarab untuk menghilangkan kesedihan. Yaitu sebuah lagu berjudul Senyumanmu. Terdengar klise mungkin, tapi kita semua tentu percaya kalau sebuah senyuman bisa memberikan efek positif ke semua orang. Satu senyuman yang tulus bisa kehancuran hati seseorang. Sebuah senyuman bisa memancarkan lagi keindahan yang ada di dalam diri kita. Itulah yang ingin kami lihat, sebuah senyuman di wajah kalian.

Selanjutnya ada sebuah lagu yang berjudul Ku Tak Percaya. Lagu ini bisa menggambarkan kehancuran hati seseorang saat termakan janji palsu sang buaya darat. Dan lagu ini bisa jadi theme song untuk tahun 2009 yang akan diwarnai berlangsungnya pesta demokrasi. Saat banyak orang menawarkan berbagai janji-janji indah, untuk menarik perhatian kita. Lagu ini bisa membantu kita untuk mempertanyakan lagi janji-janji yang mereka banggakan itu. Apakah mereka memang pahlawan yang kita nanti, atau hanya sekedar buaya penebar janji.

Secara musikal, Letto mencoba mengimbangi permainan kata-kata yang puitis penuh makna itu dengan komposisi yang bisa memainkan emosi. Tetap simple, tapi punya sentuhan-sentuhan di setiap lagu untu membawa kita untuk lebih mendalami arti lagu tersebut. Dan kalau Noe mendominasi penciptaan lirik, bukan berarti personel yang lain enggak mau menulis lirik. Satu lagu istimewa di persembahkan oleh Patub dengan judul Itu Lagi Itu Lagi. Lirik sinisme ringan penuh dengan canda di balut oleh arransemen musik yang bernuansa sangat riang. Bisa membuat kita seperti berada di taman bermain.

Secara konsep, Letto terlihat sangat berbeda dengan band-band yang sekarang ini banyak bermunculan. Mereka tidak terseret arus bermain dengan nada-nada melayu, tapi tetap berusaha eksis dengan gaya mereka sendiri. Bermain dengan kata-kata yang penuh makna dan musik ringan yang menghanyutkan. Bahkan konsep kemasa album pun membuat mereka terlihat berbeda. Artwork yang memamerkan karya-karya fotografi dalam potongan-potongan kecil, menunjukan kalau mereka bukanlah band yang sekedar mencari peruntungan dengan menjual satu dua lagu dalam kemasan seadanya. Ini adalah sebuah album komplit yang mungkin susah dicari sekarang ini. Sebuah album yang layak menjadi koleksi di rak cd kita semua. Semoga bisa menjadi pengisi lubang di hati dan mengisi hari-hari kita.

Album: Lethologica
Release: Januari 2009

Label: Musica Studio's

Band: Letto
Band Member:
- Noe/ Sabrang Mowo Damar Panuluh (vokal)
- Patub/ Agus Riyono (gitar)
- Arian/ Ari Prastowo (bas)
- Dhedot/ Dedi Riyono (drum)

Official Site:
- www.lettolink.com
- www.plettonic.co.cc

Author: Tamtomo | More Music On: www.tamtomousic.co.cc

Thursday, January 08, 2009

LETHOLOGICA, Album Terbaru LETTO

Hari ini album ketiga LETTO sudah beredar di toko-toko musik dan menurut rencana tanggal 21 januari ini juga akan dilaunch secara resmi. Salah satu single andalan 'Lubang Di Hati" sudah terlebih dahulu di lempar di pasaran dan diperdengarkan via radio & RBT bahkan menjadi lagu tema salah satu sinetron di TV swasta.

Album LETHOLOGICA berisi 12 track terdiri dari 3 lagu berbahasa Inggris dan 9 lagu berbahasa Indonesia dengan aneka macam warna musik khas letto dan lirik yang menyentuh. Banyak lagu kuat di album ini dan diperkirakan juga laku menjadi lagu tema sinetron setelah single 'Lubang Di Hati". Warna musik etnis juga merasuki sebagian lagu di album ini termasuk musik etnik Bali dan Minang selain muik etnik Jawa tentunya.

Menurut Noe beberapa waktu yang lalu, judul album Lethologica mewakili perasaan Letto yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata tetapi dengan musik, Lethologica sendiri punya arti penyakit disorder, menggambarkan saat dimana kita tidak bisa mengingat apa yang kita inginkan

Buruan dengerin album ini dan resapi makna cinta meskipun kata LETTO sendiri album ini gak ada hubungannya dengan cinta tetapi kenyataan di dunia musik cinta masih jadi komoditi dan cinta khas LETTO adalah cinta yang universal....

Untuk mendengarkan track demi track album in dapat mengunjungi LETTOpages di:
LETTO On Facebook

Track List (in alpabetical order):
1.Almost
2.Bird Song
3.Hapuskan Keluhanmu
4.Itu Lagi Itu Lagi
5.Jalan Yang Hilang
6.Kepada Hati Itu
7.Ku Tak Percaya
8.Layang-Layang
9.Lethologica
10.Lubang Di Hati
11.Putih
12.Senyumanmu

Album: Lethologica
Release: Januari 2009

Label: Musica Studio's

Band: Letto
Band Member:
- Noe/ Sabrang Mowo Damar Panuluh (vokal)
- Patub/ Agus Riyono (gitar)
- Arian/ Ari Prastowo (bas)
- Dhedot/ Dedi Riyono (drum)
Official Site:
- www.lettolink.com
- www.plettonic.co.cc


Author: Tamtomo | More Music On: www.tamtomousic.co.cc

Tuesday, January 06, 2009

Penerawangan Musik Indonesia 2009? Musik Melayu Mulai Sayu?


Bagaimana dengan prediksi musik indonesia di tahun 2009, apakah masih didominasi dengan musik yang mendayu dayu seperti tahun 2008? apakah acara tangga lagu alias pemutaran video klip masih marak di televisi swasta kita di tahun 2009 ini ataukan digantikan dengan sinetron lagi? Trus apakah masih marak munculnya band-band baru pengusung format lagu melayu dengan cukup album aja?


Simak tulisan berikut:


Menarik untuk menerawang tren musik tahun ini.Sebab,musik pop Melayu yang mendayu-dayu diprediksi bakal mulai sayu.Benarkah?

"... Oh oh… Lagu cinta melulu Kita memang benar-benar Melayu Suka mendayu-dayu..."

Lirik lagu Cinta Melulu milik grup indie Efek Rumah Kaca itu seolah menyoroti membuncahnya musik pop Melayu yang merajai hampir setiap tangga lagu pada 2008 silam. Ya, beberapa band yang mengusung genre ini memang mencatat prestasi fenomenal, terutama urusan unduh-mengunduh ring back tone (RBT).

Rata-rata memiliki hits single yang mudah dihafal dan dilafalkan. Apakah itu Kangen Band, Wali, hingga Vagetoz, band asal Sukabumi mencatat aktivasi RBT tertinggi (mencapai lima juta download). Apakah prestasi itu tetap berulang pada 2009 ini?

Pengamat musik Denny Sakrie memperkirakan, tren musik Melayu bakal mulai sayu. Indikasi sudah terendus sejak medio 2008, terutama setelah grup-grup seperti Nidji, atau SamSonS, mulai mendapatkan perhatian lebih dari publik.

Saya melihat, sudah mulai ada kejenuhan akan selera musik Melayu. Kejenuhan itu muncul karena musik seperti ini terus saja dijejalkan para pelaku industri di Indonesia. Kalau pun bertahan, paling hanya sampai pertengahan tahun saja,” katanya.

Meski mengaku sulit memprediksi selera pasar, Denny memperkirakan, 2009 menjadi penanda menggeliatnya kembali musik-musik berjenis R&B dan rock.Genre ini disebutnya bakal menggantikan pop Melayu. ”Sejak akhir 2008 silam, beberapa musik R&B dan rock kan sudah mulai bermunculan,”paparnya.

Denny juga melihat, band-band indie label yang memberi alternatif pilihan, punya peluang besar untuk tampil lebih dominan. Sebut saja Sind3ntosca, ataupun Kanan Lima yang catchy. Begitu pula band indie yang lebih mapan dan lebih dulu dikenal seperti Mocca, The White Shoes dan The Couple Company, Efek Rumah Kaca, hingga The S.I.G.I.T.

Mereka akan jadi alternatif yang menarik bagi para pencinta musik yang ingin mendapatkan ruang dengar berbeda.Hanya saja,mereka (grup-grup itu) harus melakukan promosi yang tepat sasaran,” jelasnya.

Pengamat musik lainnya, Bens Leo, juga sependapat. Ia menambahkan, untuk mendapat perhatian dari publik musik, para musisi harus terus melakukan inovasi. Inovasi ini bisa berupa adanya eksplorasi sound yang terus dilakukan, atau perubahan pendekatan dalam bermusik.

Dia mencontohkan langkah Glenn Fredly yang berduet dengan Dewi Persik sebagai salah satu bentuk inovasi yang segar dan berhasil diterima publik dengan baik. Inovasi bermusik, lanjut Bens,punya makna lebih penting bagi band-band lama yang sudah mapan.Bagaimana pun juga, pangsa pasar industri musik adalah anakanak muda.

Jika band-band mapan itu tidak bisa memasukkan unsur kekinian dalam musiknya, maka nama mereka akan tenggelam dan digantikan oleh pendatang baru yang lebih segar.

Saya kira, itu sudah sebuah hukum alam dalam industri musik. Bahwa yang tua akan digantikan yang muda. Jadi,mereka harus terus bisa memasukkan unsur kekinian dalam jati diri musik mereka agar tidak ditinggalkan,” jelasnya.

Keduanya juga sama-sama sepakat soal Peterpan. Meski dipastikan berganti nama pada Agustus 2009 nanti, band ini diperkirakan akan tetap bisa meraih kesuksesan yang tidak jauh berbeda. Hanya saja, personel tidak berganti, dan mereka tetap bisa menghasilkan sebuah karya yang kuat dan sederhana. (seputar indonesia, helmi firdaus)


Author: Tamtomo | More Music On: www.tamtomousic.co.cc