Thursday, February 15, 2007

Muse (BlackHole and Revelation)

Memang begitulah kesan yang didapat dari pertama mendengarkan lagu-lagu Muse. Seolah-olah kita dibawa masuk ke dalam sebuah lubang gelap dengan musik-musik yang bernuansa dark. Apalagi bebunyian electronic seperti synthisizer seolah-olah mengantarkan kita melewati perjalanan menuju lubang hitam itu.
Ada yang sedikit berbeda dari album Muse kali ini, sama seperti diberitakan sebelumnya ketika sedang pengerjaan album BlackHole and Revelation ini, yaitu drum yang lebih ngebeat yang cendrung ke dance serta sound yang lebih tebal. Memang benar sound drum di album ini bahkan cendrung ke sound industrial seperti zaman-zaman new wave mengiringi musik Muse yang kelam dengan vokal Matthew Bellamy yang murung merintih-rintih.

Muse yang sejak awal berdirinya masih konsisten bertiga dengan personel yang tetap yaitu Matthew Bellamy (vokal, gitar, piano), Chris Wolstenhome (bass, vokal) dan Dominic Howard (drum). Telah berhasil menyihir publik Inggris dengan kedahsyatan musiknya. Minimnya personel tidak mengakibatkan musik mereka simple, justru musik mereka sangat ramai dan powerful banget. Matt seolah seorang profesor gila yang mampu menggabungkan formula-formula baru dalam musiknya. Bahkan sound bass dan drum mereka pun sangat tebal. Publik musik Inggris bahkan menganggap musik mereka adalah gabungan antara Queen dan Radiohead yang merupakan satu negara dengan mereka, namun kedua band ini memiliki perbedaan bagai siang dan malam. Di Queen kita menemukan kerapian dan kedisiplinan dalam penempatan harmonisasinya, sedangkan di Radiohead kerapian dan ketidak konsistenan merupakan konsep mereka. Bagi Muse kedua konsep band tersebut bisa menyatu.

Di album baru ini sang profesor gila kembali dengan formula-formula barunya. Berikut akan gw bahas satu persatu dari albumnya. Lagu pertama yang berjudul Take a Bow ini memang pantas dijadikan lagu pembuka. Awalnya gw pikir ini lagu remakenya Madonna yang judulnya sama, e.. taunya beda banget. Baru denger aja kita udah digeber ama sythisizer apregiator yang naik turun seolah menggambarkan mesin baru diidupin dan kita bersiap-siap untuk melaju. Memang benar, terang aja pada pertengahan lagu baru nongol drum yang seolah menggambarkan kalo rodanya udah berputar. Mungkin pada album Absolution sama kasusnya, Muse juga membuka albumnya dengan gemuruh suara genderang perang dan kemudian disambung dengan apocalyptic.

Lanjut pada lagu berikutnya ada Starlight yang langsung di buka dengan sound bass distorsi dan drum yang cukup ngebeat dan melodi dari piano, sungguh terasa nuansa new wavenya. Lanjut ke single andalan mereka Supermassive Black Hole yang juga ngebeat dengan dentuman drum yang seolah elektrik ditambah chord gitar yang diulang-ulang seolah menegaskan bahwa ini adalah lagu dance, tapi yang paling keren disini adalah vokal nya yang nyanyi secara falseto dari awal sampe akhir, keren banget. Boleh dibilang ini lagu emang beda dari lagu-lagu Muse yang pernah ada.

Map of Problematique boleh dibilang hampir sama dengan lagu-lagu lawas Muse. Disini ciri khas muse dari album yang terdahulu tetap dipertahankan, tapi yang beda adalah melodi yang dimainkan dengan piano yang sayup-sayup sampai dilatari sound apregiator yang konstan dari awal lagu. Justu pada lagu selanjutnya Soldier Poem mereka mencoba bermain lembut dengan nada Jazz ala Muse. Yang unik dari lagu ini backing vokalnya bagus, seolah mengingatkan pada lagu Love of My Lifenya Queen. Terang aja setelah lagu berjudul Soldier Poem ini selanjutnya disambung dengan drum yang bernuansa marching pada lagu Invincible. Seolah menyambung puisinya dengan Soldier Poem tadi. Tapi tarikan vokal Matt pada lagu ini kadang terasa mirip Hyde - L'arc en Ciel, memang sih kadang musik-musik J-rock terdengar mirip dengan Muse.

Selanjutnya ada Assasin yang mengingatkan kita dengan konsep rock yang biasa dimainkan Muse yaitu gemuruh suara drum ditambah distorsi gitar. Exo-Politic lumayan beda karena drumnya ngebeat. Lagu yang lumayan unik yaitu City of Delution disini Muse berhasil bereksperimen dengan musik Arab pada orkestrasi stringnya, dan melody yang dimainkan dengan trompet seolah membawa kita ke negri 1001 malam, dan yang paling dahsyatnya ini lagu ngerock abis. Lagu berikutnya kita dibawa cooling down dengan menonton matador sejenak di lagu Hoodoo, sebab ini paling lambat temponya. Namun diakhir lagu kita bakal diajak bangkit dengan dentuman drum dan sayatan strings seolah menggambarkan istirahat sejenak.

Lagu penutup yang berjudul Knights of Cydonia seolah membangkitkan semangat juang kita. Lagu ini emang menggambarkan courageus, proudness dengan harmonisasi trompet perang serta ada choir yang disambung drum yang berritmik marching seolah memaksa kita untuk berdiri menghentakkan kaki sambil mengepalkan tangan dan mengacungkannya mengiringi irama lagunya. Inilah akhir perjalanan menuju lubang hitam bersama Muse. Kita sudah sampai dilubang tersebut.

Untuk mendengarkan album ini sebaiknya musiker dengerin dari awal sampai akhir, gunakan headset, duduk santai, pejamkan mata dan musiker akan melihat sebuah gambar film yang sangat dahsyat yang ditayangkan di otak anda. Cobalah...!!!! Memang bener-bener sebuah proses brainwashing yang sangat hebat dari profesor Muse.

sumber: bacamusik



No comments: