Wednesday, May 02, 2007

1st Edition (Trisum Feat.Balawan)

Bila menyimak album "gitar" ini maka yang terbersit dalam benak saya adalah bagaimana Tohpati dan I Dewa Gede Budjana bersama bintang tamu I Wayan Balawan tampil sebagai peracik yang terampil. Karena mereka betul-betul tampil sebagai peracik dari karakter bermain gitar yang berbeda. Mereka meracik lintas genre yang bisa ditelisik dari arransemen setiap komposisi, bayangkan betapa gak mudahnya merajut berbagai kecenderungan bermusik: ada jazz, rock, bluegrass serta etnikal.

Nah,seperti meracik sajian makanan dan minuman. Bagaimana agar makanan yang siap dicicipi tidak terlalu pedas, tidak kemanisan alias legit namun gak bikin muntah. Dan bagi Tohpati dan Budjana ini adalah persoalan yang mereka geluti dalam bermusik. Lihatlah bagaimana Tohpati harus membagi wilayah bermusiknya antara mengiringi sederet album bercorak pop dan ketika dia harus bermain di wilayah jazz semisal dalam kelompok yang didukungnya: Simakdialog.
Juga lihatlah I Dewa Budjana yang bermain antara mendukung grup Gigi yang ngepop dan keterlibatannya dalam sederet proyek jazz maupun solonya yang terkadang menjumput ranah "new age" sekalipun.

Jadi tak heran lagu dolanan Jawa seperti "Cublak-Cublak Suweng" yang melodi aslinya hanya dipakai tak lebih dari 8 bar itu menjadi sebuah racikan yang lebih eklektik dari ranah jazz ke rock. Belum lagi imbuhan kromatik dan sinkopasi yang menyeruak disana-sini. Trisum pun termasuk cerdas menginterpretasikan karya Ismail Marzuki bertajuk "Keroncong Kemayoran" dengan menyelusupkan nuansa jazz dan sedikit world music tanpa harus memberangus perangai keroncong yang sesungguhnya. Simaklah lagu kroncong ini justeru dinyanyikan dengan gaya tradisional Aceh.

Dalam "October Rain" malah Trisum tiba-tiba menyempil ke tema Southern Rock dan sesekali "bluegrass". Saya malah teringat dengan duet gitar Dickey Betts dan Duanne Allman dari The Allman Brothers, grup Southern Rock legendaris di Amerika.

Dan simaklah sentuhan style "new acoustic" pada lagu "Guitar In The Midnight" sebuah komposisi yang ditulis dan diarransir oleh Tohpati dan Budjana. New Acoustic adalah genre yang menyandingkan bluegrass dan jazz dengan mengutamakan peranan pada instrumen musik yang kerap dipakai pada folk music seperti fiddle,banjo maupun mandolin. Namun Trisum justeru menghadirkan gitar nylon yang dimainkan Tohpati dan steel gitar yang dimainkan Budjana serta susupan seruling dari bang Saat yang muncul pada interlude. Seandainya Trisum memainkan instrumen mandolin, komposisi ini rasanya kian afdol.

Nuansa India merebak pada komposisi "Mahabarata" yang ditulis oleh Tohpati. Budjana dengan gitar sitarnya memberikan porsi yang menonjol disini.
Trisum dengan dukungan Indro Hardjodikoro (bas), Bang Saat (seruling bambu), Jalu Pratidina (kendang), Eugene Bounty (klarinet) dan sandy Winarta (drums) memang berhasil melakukan sejumlah fusi yang hadir dalam takaran pas di album ini.

Album ini memang mengesankan dalam "pembagian kerja". Ketiga gitaris yang hadir di album ini tidak lagi saling menyergap melainkan saling mengimbuh.

TRACKLIST
1.CUBLAK CUBLAK SUWENG
2.KR KEMAYORAN
3.OCTOBER RAIN
4.GUITAR IN THE MIDNIGHT
5.MAINZ IN MY MIND
6.KROMATIKLAGI
7.MAHABARATA
8.MEDLEY CAKA + LUKISAN PAGI
9.JALI JALI

review by: DENNY SAKRIE


No comments: