Friday, December 28, 2007

20 Album Terbaik Indonesia 2007


Seminggu lagi tahun 2007 akan berganti dengan tahun 2008. Selama setahun industri musik Indonesia tetap tegak dan menggelegak,walau didera pembajakan yang kian menggila. Berikut ini ada 20 album yang sepanjang tahun 2007 saya anggap (sekali lagi....saya anggap) terbaik. Siapa tahu ada kesamaan antara anda dan saya.Jikalau pun tak sama.....ya gak papa...Let me know.....apa album terbaik versi anda. Dan inilah ..........

1.Iwan Fals "50:50" (Musica Studios)
Sesuai judul albumnya.Separuh isi album ini merefleksikan Iwan diusia matang meramu lagu-lagu bertema asmara yang ditulis komposer lain.Separuh lainnya Iwan masih menggunakan baju lamanya: protest song.

2.Gugun & The Blues Bug "Turn It On" (Sinjitos)
Kecerdasan seorang gitaris yang memempelaikan lagak musik dua pahlawan gitarnya: Jimi Hendrix dan Stevie Ray Vaughan.Sebuah tatanan blues rock yang menggetarkan penyimaknya.

3.Gigi "Peace Love N ' Respect" (Sony BMG)
Tak pelak lagi kelompok ini telah memasuki fase kematangan dalam bermusik serta memahami gimmick marketing.Harmoni dan arransemen "tepat guna" adalah kekuatan utama album ini.

4.Naif "Televisi" (Electrified/EMI)
Seperti biasa Naif memang kuat memilih tema.Mereka adalaj orang serius yang menyajikan musik "tak serius".Sebuah kritik dihujamkan dalam lagu "Televisi" atau simaklah saat David berfalsetto meniru Bee Gees era disko dalam "Ajojing"

5.Float "3 Hari Untuk Selamanya" (Miles Music)
Kelompok ini cerdik menggunakan nuansa dalam kepingan musik yang mereka tatah. Float seolah band yang telah memasuki era maturity.

6.Keenan Nasution "Dengarkan...Apa Yang Telah Kau Buat" (Brams)
Sebuah retropeksi dari Keenan Nasution yang telah bertahun tahun menghilang dari industri musik.Meremake beberapa highlightnya di era 70-an hingga 80-an termasuk "Indonesia Maharddhika" dan "Geger Gelgel" dari Guruh Gipsy yang fenomanenal itu.

7.Efek Rumah Kaca "Efek Rumah Kaca" (Sinjitos)
Band ini membuktikan bahwa menyempal dari arus besar bukan berarti bunuh diri. Mereka kuat mengendus tema yang menggelegak di sekelilingnya.Tak heran jika kelompok ini dengan fasih mengangkat tema tentang Munir atau kegeraman pada band band instant tanpa harus menghujat.

8.Nidji "Top Up" (Musica Studios)
Album kedua biasanya menjadi parameter bagi sebuah band. Apakah mereka akan bisa meneruskan eksistensinya dalam industri. Nidji terlihat mampu mengatasi sindroma tersebut. Agak lebih berat dari album pertama tapi tanpa harus melenceng jauh dari jatidiri sesungguhnya.

9.Sherina "Primadona" (Trinity Optima)
Sherina adalah talenta.Sherina tak hanya mampu menyanyi, melainkan juga menulis komposisi dan arransemennya.Dia pun bermain keyboard dengan ligat. Walau tema musik belum terlalu fokus. Tapi ia telah berbuat yang berarti dalam musik pada usia 16 tahun.

10.Slank "Slow But Sure" (Slank/Virgo Ramayana)
Slank memang gak ada matinya. Memiliki komunitas yang loyal bukanlah sebuah prestise jika tak dilinierkan dengan intelektualitas bermusik. Slank paham buat siapa mereka bernyanyi dan kepada siapa lagu-lagu mereka ditujukan. Dengan berbalut musik akustik, Slank tetap tak kehilangan spirit rock yang rebel.

11.Various Artis "Mesin Waktu" (Aksara Record)
Album Tribute tak harus diperuntukkan buat grup legend saja. Naif dengan 4 albumnya rasanya pantas dan sah sah aja untuk ditributekan bahkan oleh rekan rekan pemusik seangkatannya.Ada yang dibuat dalam gaya jazz, rock and roll, indie rock, folk dan banyak lagi.

12.Indra Pra Gilang "Kayon" (Inline/Demajors)
Menyusupkan musik etnik tak mesti menggunakan instrumen etnik secara gamblang.Ini dilakukan oleh trio Indra Lesmana,Gilang Ramadhan dan Pra Budi Dharma.Mereka banyak meraup perangai musik khas Bali, Aceh, Papua, Banyuwangi dan banyak lagi yang disandingkan dengan ruh be-bop hingga post bop.

13.Adrian Adioetomo "Delta Indonesia" (My Seeds)
Berbekal gitar dobro,slide di jari tangan kiri dan hentakan kaki sebagai penanda tempo,Adrian Adioetomo mencoba menghidupkan zombie Delta Blues dalam jiwa Indonesia.Adrian seolah kerasukan arwah Robert Johnson, tokoh Delta Blues idolanya.

14.Keroncong Tenggara "Keroncong Tenggara" (Taman Musik)
Ubiet bersama dua sahabatnya Dian HP dan Riza Arshad menggali pesona keroncong yang pernah berjaya di beberapa dasawarsa silam.Perangai keroncong diperkuat dengan jejalan perangai musik lainnya : jazz, klasik, melayu dan pop.Lalu mencuatlah keroncong yang bernuansa multi rasa.

15.Padi "Tak Hanya Diam" (Sony BMG)
Dua tahun menghilang,tak membuat Padi kehilangan greget. Bahkan rasanya Padi muncul disaat yang tepat.Disaat musik pop Indonesia dijejali menjamurnya band-band "Indomie".Tampaknya mereka ingin melakukan revenge di album ini.

16.Andra & Back Bone (EMI)
Andra Ramadhan dan Stevie Item adalah dua gitar yang memiliki nafas rock yang kuat.Mereka mungkin mahfum bahwa di negeri ini belum memungkin kan bikin album berbasic instrumental seperti yang dilakukan Joe Satriani, Steve Vai atau Jeff Beck. Lalu dipoleslah sesuatu yang bisa membelai kuping pendengar dengan menyusupkan vokalis Dedy Lisan.Dan jadilah Andra & Back bone yang memiliki sederet lagu dengan pop touch yang kuat dan disajikan dalam nuansa pseudo-rock.

17.White Shoes & Couples Company "Skenario Masa Muda" (Aksara)
Tetap konsisten dengan tema retro.Grup jebolan IKJ ini bahkan mencuplik sejumlah dialog dalam film-film Indonesia jadoel seperti "Ambisi" atau "Tiga Dara" yang disemat diantara jeda lagu.Sebuah upaya "Jasmerah" (Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah) yang tak sekedar gimmick pemikat semata.

18.Jubing Kristianto "Becak Fantasy" (IMC )
Hanya dengan memetik gitar Jubing Kristianto seolah menghadirkan totalitas orkestra yang megah.Gitaris ini paham merekatkan arransemen musik pada lagu-lagu yang dipilihnya untuk dimainkan.

19.Glenn Fredly "Happy Sunday" (Sony BMG)
Glenn sangat sadar bahwa titik kulminasi akan muncul jika senatiasa melakukan pengulangan atas sukses yang pernah diraih sebelumnya.Dalam tiap lagu yang disematkannya pada album ini Glen banyak memberikan sentuhan yang memperkuat karakter lagu.Simaklah lagu "Kugadaikan Cintaku" Gombloh yang dinyanyikan Glenn dengan semangat 'ghetto"

20.Gita Gutawa "Gita Gutawa" (Sony BMG)
Dengan bermodal suara sopran,Gita Gutawa (13 tahun) muncul ditengah ragam penyanyi pop wanita yang cenderung ber R&B. Simaklah kekuatan vokal Gita Gutawa pada "Vocalizing" yang ditulis oleh sang ayah Erwin Gutawa. Komposis tanpa lirik yang bernuansa showtunes atau musicals ini seperti ingin memperlihatkan range vokal Gita Gutawa.

Oleh: DENNY SAKRIE, pengamat dan kritikus musik

No comments: