Monday, April 10, 2006

ADA Band, Romantic Rhapsody

SUKSES dengan album Heaven of Love yang menembus angka 800 ribuan, ADA Band seperti tak mau kehilangan moment. Memposisikan diri sebagai band pengusung lagu-lagu romantis, Dika [bas], Marshal [gitar], Khrisna [kibor], dan Donny [vokal], kembali merilis album dengan karakter dan tema sejenis di album barunya.

April 2006 ini, ADA Band merilis album yang diberi titel ROMANTIC RHAPSODY.
Nyaris tidak ada yang berbeda dengan album sebelumnya, karena semuanya bicara cinta dan romantisme.

Untuk single jagoan, mereka menyiapkan dua lagu yang berjudul Karena Wanita [Ingin Dimengerti] dan Haruskah Kumati.
Dua lagu tersebut bakal langsung dibuat video klipnya.
Dari lagu-lagu yang diputar, menurut Khrisna yang diiyakan oleh Dika dan Dony, sebenarnya masih punya benang merah yang erat dengan album pertama.
"Yang jelas, kini kita lebih merata membuat lirik," jelas Donny, vokalis yang makin matang karakter vokalnya.

Berikut lirik dari Karena Wanita (Ingin Dimengerti):

lekuk indah hadirkan pesona
kemuliaan bagi yang memandang
setiamu simbol keanggunan
khas perawan yang kau miliki

aku lah pengagum ragamu
tak ingin ku menyakitimu
lindungi dari sengat dunia yang mengancam
nodai sucinya lahirmu

karena wanita ingin di mengerti
lewat tutur lembut dan laku agung
karena wanita ingin di mengerti
manjakan dia dengan kasih sayang

inginku ajak engkau menari
mandi hangat cahaya bulan
sebagai tanda kebahagiaan
bagi semesta cinta kita

bintang terang itulah dirimu
janganlah redup dan mati
aku dibelakangmu memeluk
dan menjagamu


(Sumber: tembang.com)

Saturday, April 08, 2006

GIGI, Next Chapter: Album Ke 9 di usia ke 12

22 Maret 2006 GIGI tepat memasuki angka 12 tahun.
Sebuah perjalanan yang panjang bagi sebuah band yang pernah mengalami pasang surut di Industri musik.
Bagaimana mereka mulai tumbuh, menjadi besar, mengalami konflik internal yang berujung pada pergantian personil, mengalami masa-masa saat menjadi rock star, hingga matang dalam kedewasaan.

Tepat di usia 12 tahun, mereka merilis album baru sebagai bingkisan khusus untuk para GIGIKITA (sebutan buat para penggemar GIGI). Album bertajuk NEXT CHAPTER, mengemas 11 tembang yang dibesut dalam konsep musik yang easy listening dalam bangun harmoni minimalis.
Suatu kejutan bagi para penikmat musik GIGI manakala mereka biasanya mendapati musik GIGI yang kental dengan eksplorasi sound rock kini ditampilkan lebih rileks dan seperti ajakan ‘ayo kita menikmati musik tanpa harus berpikir.’

Apakah GIGI memang berniat meninggalkan pakem musik yang selama ini teguh mereka pegang?

Baik Armand Maulana (vocal), Dewa Budjana (gitar), Thomas Ramdhan (bass), dan Gusti Hendy (drum), sepakat mengakui memang album terbaru ini lain daripada album-album sebelumnya.
Menurut mereka proses pembuatan materi album ini benar-benar dikerjakan dalam suasana yang santai dan rentang waktu yang cukup panjang.
Mulai digarap sebelum dirilisnya album Raihlah Kemenangan Repackage, kemudian sempat break karena tur ke Amerika, hingga digarap secara intens pada sebulan terakhir sebelum dirilis.

Suasana yang santai berpengaruh pada proses kreatifnya, sehingga tak ayal membuahkan karya yang terkesan lebih rileks.
“Kita tidak mematok lagu ini musti begini atau begitu, tapi begitu diolah di studio hasilnya memang punya rasa yang sama yaitu mood yang santai, “jelas Budjana.
Thomas juga sependapat. Menurut pembetot bass ini beberapa lagu dasar memang upbeat dan nge-rock, tetapi begitu digarap lagi, ujung-ujungnya beatnya medium.

Apapun hasilnya, yang pasti album ini adalah murni pe nc apaian GIGI saat ini yang apa adanya. Walaupun album ini kesannya santai, proses penggarapannya tetap sesuai prosedur GIGI. Hasilnya, baik sound maupun aransemen tetap terjaga kerapihannya.
Bahkan keselarasan rhythm section-nya pun lebih mantap di album ini.
Menurut Thomas, baik dirinya maupun Hendy sebagai pemegang rhythm sangat komunikatif. Proses ‘pacaran’ yang dimulai sejak masuknya Hendy di album OST. Brownies telah sampai pada tahap mengerti satu sama lain.
Hasilnya, saat penggarapan album pun relatif mudah dan ‘hidup.’

DARI TEMA CINTA HINGGA SOSIAL
Tema cinta tetap kental di album ini, yang diungkapkan secara lugas dan apa adanya.
Misalnya dalam lagu Kepastian Yang Kutunggu, yang menjadi hit unggulan, bertutur tentang kegundahan seseorang yang sedang menunggu kepastian cinta.
Selain itu adalah tema sosial, yaitu kepedulian GIGI akan nasib bangsa yang diungkapkan dalam dua lagu yaitu Indonesia dan Satu.

MAKNA 12 TAHUN
Bagi GIGI memaknai angka 12 tahun tidaklah muluk.
Bagi mereka masih bisa tetap bermain musik, tetap dalam satu visi dan energi yang sama, adalah pencapaian yang luar biasa.

Friday, April 07, 2006

All About Letto

Awalnya agak heran mendengar lagu beda dari band aneh dari Jogja.
Ternyata Letto namanya. asyik dan meng-indonesia, khas paguyuban...
Tambah heran setelah membaca Kompas Minggu (19/03) yang mengulas tentang band ini, ternyata e, ternyata, vokalisnya Noy, anak kandung dari salah satu orang yang hangat di benak, Cak Nun. (baru ngeh mengapa lirik mereka begitu filosofis dan "kuat". hehehe).

Balik ke Letto. Saya merasa ada keanehan dalam musik dan liriknya.
Lagunya begitu religi namun saya yakin dapat diterima generasi emtivi.
Pasti. Fenomena yang belum lama ini ditebar Opick dengan Tombo Ati-nya.

intermezo:
Tombo Ati sering dibawakan Kyai Kanjeng (Emha Ainun Najib) dalam pementasannya.
Kidung ini merupakan ciptaan salah satu wali Songo dan digubah secara luar biasa oleh Cak Nun.
lanjut...
Melihat Letto, seakan melihat (musik) Indonesia dalam bentuk lain.
Cinta yang tidak mendayu. Semangat hidup yang tidak cengengesan.
Mereka memberi simbolisasi lewat kata cry: tangisan.
Sedih banget, kita menangis; Bahagia sekali, kita juga menangis.
Cak Nun banget!
Dan saya rasa, Letto membawa warna dan aroma (: semangat) baru dalam musik Indonesia. Letto asyik. (btw, menurut personilnya, nama letto sendiri tanpa arti).
Sukses Tole.

Buat yang mau lirik or atikel lainnya tenntang Letto dapat diliat di sini kok:
www.the-letto.blogspot.com




Tuesday, April 04, 2006

Rayuan Cinta Iwan Fals

Sosok Iwan Fals bagi sebagian pecinta musik Indonesia adalah seorang pahlawan.
Karya dan lagu-lagunya seperti Bento, Bongkar, Pesawat Tempur, Oemar Bakri dan masih banyak lagi telah menjadi inspirasi, dan semangat dalam memperjuangkan kebebasan, melawan penindasan dan ketidak adilan.
Dia bahkan dianggap mewakili suara rakyat.

Tapi jangan lupa di sisi lain karya-karya Iwan juga merupakan sumber inspirasi bagi mereka yang ingin menumpahkan perasaan cinta dan kasih sayang.
Terhadap kekasih, Tuhan maupun sesama manusia.
Lagu Kemesraan, Mata Dewa, Maafkan dan Kumenanti Seorang Kekasih, merupakan lagu cinta miliknya yang selalu abadi.

Kali ini Iwan Fals kembali menebar rayuan cinta lewat album Iwan Fals in Love.
Album ini berisikan 2 (dua) buah tembang cinta teranyar dari musisi bernama asli Virgiawan Listanto itu.
Single pertama dari album ini merupakan lagu baru berjudul Ijinkan Aku Menyayangimu ciptaan Rieka Ratika Roslan.
Hal yang menarik pada lagu dengan warna balada ini, Iwan menyanyikan lirik merayu dari pria yang gentlemen.

Simak potongan liriknya :
izinkan aku membuktikan inilah kesungguhan rasa/izinkan aku menyayangi mu.
Sayangku dengarkanlah isi hatiku…

Sebuah pernyataan yang lugas, jujur namun tetap laki-laki.
Konsep semacam ini dulu pernah disampaikan Iwan lewat lagu Jangan Tutup Dirimu, dan Antara Aku, Kau dan Bekas Pacarmu yang juga dihadirkan kembali dalam album ini.

Selain lagu Ijinkan Aku Menyayangimu, Iwan juga membawakan kembali lagu karya Titiek Puspa, Selamat Tidur Sayang dan lagu Rinduku ciptaan Harry Roesli.
"Naluri bekerja sama dengan orang lain sudah ada sejak dulu. Kini itu dikembangkan lagi," ungkap pria kelahiran Jakarta, 3 September 1961.

Pada masa lalu, Iwan pernah bekerja sama dengan Ian Antono melahirkan album 1910 dan Mata Dewa.
Selanjutnya bersama Franky Sahilatua dengan Orang Pinggiran dan Terminal, dengan Sawung Jabo dan kelompok Swami melahirkan Anak Wayang, Swami I dan Swami II .
Sedangkan dengan Setiawan Djodi ada Kantata Takwa dan Kantata Samsara.
Di masa kini dia juga pernah bekerja sama mulai dari Kikan Cokelat, Azis "Jamrud", Eros "Sheila On 7", Pongky "Jikustik" hingga Piyu "Padi".

Dalam album ini, Iwan juga menghadirkan sejumlah tembang cinta lawas seperti Buku Ini Aku Pinjam, Sebelum Kau Bosan, dan Yang Terlupakan.

Penyatuan lagu-lagu cinta lama Iwan dengan yang baru itu menurut Anasthasia Sadrach yang bertindak sebagai Produser, adalah untuk mendekatkan Iwan dengan generasi masa kini.

Kini dia kembali memilih tema cinta.

Karena Iwan merasa bahwa dirinya kembali belajar arti cinta.
"Sekarang masih urgent bagi saya bicara cinta. Hal itu berkaitan dengan persoalan sosial. Saya kira banyaknya persoalan dunia sekarang ini karena tidak ada lagi cinta yang serius di antara kita. Atau kita menggangap cinta itu sebagai hiburan semata," ucapnya.

Kesadaran baru bahwa perasaan cinta tetap menjadi kebutuhan banyak orang di sepanjang zaman membuat Iwan layak menyandang Pahlawan Musik Indonesia.


(sumber: musica studio's)