Sunday, May 10, 2009

Pro & Kontra "Musik Melayu"


Pertentangan di antara musisi Indonesia kembali mempertanyakan keberadaan musik bergenre melayu yang tambah merebak, dimulai saat pergelaran AMI Awards 2009 dengan pernyataan Yovie & Nuno tentang Anugerah Musik Melayu. Pertentangan berlanjut dengan penyataan para musisi di media massa yang menentang keberadaan genre ini.

Dalam bisinis musik saat ini tak dapat dipungkiri musik bergenre ini merajai semua stasiun televisi, radio bahkan dunia ring back tone. ST12, Kangen Band, Wali, Hijau Daun memiliki catatan RBT yang tinggi dengan nilai milyaran belum termasuk CD atau MP3 bajakan. Bisnis musik Indonesia yang latah juga menambah kuatnya genre musik melayu.

Kita jadi ingat lagi milik Efek Rumah Kaca "Cinta Melulu":

Nada-nada yang minor/ Lagu perselingkuhan/ Atas nama pasar semuanya begitu klise
Elegi patah hati / Ode pengusir rindu/ Atas nama pasar semuanya begitu banal
Lagu cinta melulu/ Kita memang benar-benar melayu/ Suka mendayu-dayu
Apa memang karena kuping melayu/ Suka yang sendu-sendu/ Lagu cinta melulu


Ya, salah satu ciri khas musik melayu adalah lirik yang mendayu-dayu atau istilahnya metal (menye total), dengan maraknya genre ini menurut beberapa musisi bukan gejala kemajuan industri musik Indonesia, konon saat ini banyak produser menginginkan kelompok musik dengan genre seperti ini, dari beberapa label besar Indonesia sudah memilikinya. Simak komentar Ridho Hafidz dari Slank yang memandang salah satu degradasi dan membahayakan industri Musik Indonesia"Gue speechless kalau ngomongin itu. Kita degradasi musik Indonesia. Wah gue nggak bisa ngomong apa-apa. Gue malu ngeliatnya." Bahkan David Naif menganggap band-band Melayu itu bisa menjadi masalah yakni banyaknya band non melayu yang tak dapat tempat di industri musik karena band non melayu tersebut tidak seperti Hijau Daun atau ST12.

Trus bagaimana dengan kubu Band Melayu? ST12 mengaku tak ambil pusing dengan cibiran musisi lain bahkan ST12 menganggap tak bijak melecehkan musik melayu dan menurut mereka juga bukan karena kehilangan kreativitas tetapi memang seperti musik Indonesia menurut ST12. Ya memang benar selera musik di Indonesia tidak stabil, dahulu musik pop cengeng, trus musik dangdut saat ini ngetrend musik melayu dan sepertinya ini suatu kelatahan yang sifatnya sementara seperti acara musik televisi yang seragam di berbagai televisi juga suatu kelatahan atau munculnya band-band baru dengan aliran yang sama cukup satu single dan satu album setelah itu hilang. Dan biasanya trend ini hanya sesaat, kita tunggu aja perkembangan musik Indonesia yang jelas tidak boleh ada pembatasan dalam menikmati musik Indonesia dari berbagai genre.

Comment On Facebook

Author: Tamtomo | More Music On: www.tamtomousic.co.cc

No comments: