Monday, December 29, 2008

Lagu METAL Merambah TV

Jangan salah sangka dengan METAL di judul tulisan ini. Bukan METAL aliran musik semacam milik Metallica atau Sepultura tapi ada aliran baru di dunia musik Indonesia yg lagi marak dan sekali latah dari band-band baru..

METAL, melow total atau menye-menye total, lagu-lagu mendayu yang dibawakan kelompok musik yang anggotanya cowok, tentang perselingkuhan, patah hati, putus cinta dan kisah sedih lainnya. Coba cek di acara pemutaran video klip yang bertebaran di televisi mulai dari Inbox, Dahsyat, Klik!, 1satunya, OnTheSpot dan beberapa acara musik lainnya yang membombardir setiap saat dengan lagu-lagu minor.

Menurut band Efek Rumah Kaca di salah satu single Cinta Melulu yang mengkritik keberadaan lagu tersebut, lagu sendu dan mendayu-dayu adalah selera kuping melayu dan tercatat band-band bernada minor seperti Kangen Band (yang sering dihujat) dengan kemampuan bermusik pas-pasan serta lirik yang lugu (lugas dan wagu!) diikuti beberapa band seperti ST-12 dengan P.U.S.P.A. (inget lagu ini di Trans7uara kemarin jadi bahan ketawaan dan ledekan di backstage) atau Wali dengan single Dik yang sederhana atau D'masiv dari Musica. Cerita tentang ST12 dengan penampilan ketiga personil yang beranting aneh ini juga teringat waktu tampil di acara ultah globalTV yang berabtakan saat live. Oh ya selain keempat contoh band itu masih banyak band-band baru dengan nada serupa bernuansa menye-menye (coba perhatikan lagi!).

Sebenernya kalo bicara tentang lirik yang sederhana boleh kita contoh Potret dengan salah satu lagu yang hanya terdiri satu kalimat "i just wanna say i l u" tapi karena lagunya sendiri dan penataan muik yang riang menjadikan salah satu lagu yang unik. Atau lirik lagu yang bersayap dan puitis, pengungkapan cinta yang universal seperti milik Letto, contohnya di single Bunga Di Malam Itu atau single terbaru Lubang Di Hati menjadikan karya yang disukai.

Suka gak suka, kembali lagi ke kuping melayu seperti kata Efek Rumah Kaca, lagu mendayu tersebut malahan meraih popularitas (bukan kualitas loh!) mulai dari tingkat donlod ilegal di internet, CD-mp3 bajakan di lapak, donlod ringbacktone dan menjadi lagu tema sinetron yang tentunya menye-menye pula. Inget D'Masiv meraih 5juta donlod RBT, belum Vagetoz dari Sony BMG dengan jumlah yang gak jauh beda (saat ini RBT menjadi alah satu sumber penghasilan yang cukup besar bagi insan musik).

Mengenai lagu sendu ini juga seperti roda berputar, saat jaman pemerintahan Soekarno kita ingat pelarangan dan pemenjaraan Koes Plus karena aliran musik "Ngak-ngik ngok", terus di jaman Orba, Menpen Harmoko sempat melarang lagu-lagu "cengeng" diputar di TVRI yang gak memberi semangat, saat itu marak lagu-lagu milik Rinto Harahap, Pance, A Riyanto atau Obbie Mesakh dan beberapa artis seperti Nia Daniati atau artis-artis milik perusahan rekaman spesialis lagu cengeng JK Records. Akankah terjadi pengulangan sejarah?

Di sela-sela era sentimentil musik indonesia ini masih ada kelompok musik dengan idealismenya di berbagai jalur musik meski dalam peredarannya masih di bawah minor label. Salah satu contohnya ya Efek Rumah Kaca tadi, terus ada lagi Zeke & The Popo, Everybody Loves Irene atau bahkan Gugun & The Bluesbug yang terkenal di luar negeri. Atau di jalur jazz saat ini ada Ecoutez dengan album barunya, Twentyfirst Night di jalur yang lain atau NIDJI dengan Shadows-nya merambah luar negeri.

Tapi semua tergantung selera masing-masing sih,tulisan diatas mungkin pendapat pribadi.

Nada-nada yang minor / Lagu perselingkuhan /
Atas nama pasar semuanya begitu klise


Elegi patah hati / Ode pengusir rindu

Atas nama pasar semuanya begitu banal


Lagu cinta melulu / Kita memang benar-benar melayu

Suka mendayu-dayu


Apa memang karena kuping melayu / Suka yang sendu-sendu

Lagu cinta melulu kita memang benar-benar melayu / suka mendayu-dayu


Author: Tamtomo | More Music On: www.tamtomousic.co.cc

No comments: