Tuesday, January 06, 2009

Penerawangan Musik Indonesia 2009? Musik Melayu Mulai Sayu?


Bagaimana dengan prediksi musik indonesia di tahun 2009, apakah masih didominasi dengan musik yang mendayu dayu seperti tahun 2008? apakah acara tangga lagu alias pemutaran video klip masih marak di televisi swasta kita di tahun 2009 ini ataukan digantikan dengan sinetron lagi? Trus apakah masih marak munculnya band-band baru pengusung format lagu melayu dengan cukup album aja?


Simak tulisan berikut:


Menarik untuk menerawang tren musik tahun ini.Sebab,musik pop Melayu yang mendayu-dayu diprediksi bakal mulai sayu.Benarkah?

"... Oh oh… Lagu cinta melulu Kita memang benar-benar Melayu Suka mendayu-dayu..."

Lirik lagu Cinta Melulu milik grup indie Efek Rumah Kaca itu seolah menyoroti membuncahnya musik pop Melayu yang merajai hampir setiap tangga lagu pada 2008 silam. Ya, beberapa band yang mengusung genre ini memang mencatat prestasi fenomenal, terutama urusan unduh-mengunduh ring back tone (RBT).

Rata-rata memiliki hits single yang mudah dihafal dan dilafalkan. Apakah itu Kangen Band, Wali, hingga Vagetoz, band asal Sukabumi mencatat aktivasi RBT tertinggi (mencapai lima juta download). Apakah prestasi itu tetap berulang pada 2009 ini?

Pengamat musik Denny Sakrie memperkirakan, tren musik Melayu bakal mulai sayu. Indikasi sudah terendus sejak medio 2008, terutama setelah grup-grup seperti Nidji, atau SamSonS, mulai mendapatkan perhatian lebih dari publik.

Saya melihat, sudah mulai ada kejenuhan akan selera musik Melayu. Kejenuhan itu muncul karena musik seperti ini terus saja dijejalkan para pelaku industri di Indonesia. Kalau pun bertahan, paling hanya sampai pertengahan tahun saja,” katanya.

Meski mengaku sulit memprediksi selera pasar, Denny memperkirakan, 2009 menjadi penanda menggeliatnya kembali musik-musik berjenis R&B dan rock.Genre ini disebutnya bakal menggantikan pop Melayu. ”Sejak akhir 2008 silam, beberapa musik R&B dan rock kan sudah mulai bermunculan,”paparnya.

Denny juga melihat, band-band indie label yang memberi alternatif pilihan, punya peluang besar untuk tampil lebih dominan. Sebut saja Sind3ntosca, ataupun Kanan Lima yang catchy. Begitu pula band indie yang lebih mapan dan lebih dulu dikenal seperti Mocca, The White Shoes dan The Couple Company, Efek Rumah Kaca, hingga The S.I.G.I.T.

Mereka akan jadi alternatif yang menarik bagi para pencinta musik yang ingin mendapatkan ruang dengar berbeda.Hanya saja,mereka (grup-grup itu) harus melakukan promosi yang tepat sasaran,” jelasnya.

Pengamat musik lainnya, Bens Leo, juga sependapat. Ia menambahkan, untuk mendapat perhatian dari publik musik, para musisi harus terus melakukan inovasi. Inovasi ini bisa berupa adanya eksplorasi sound yang terus dilakukan, atau perubahan pendekatan dalam bermusik.

Dia mencontohkan langkah Glenn Fredly yang berduet dengan Dewi Persik sebagai salah satu bentuk inovasi yang segar dan berhasil diterima publik dengan baik. Inovasi bermusik, lanjut Bens,punya makna lebih penting bagi band-band lama yang sudah mapan.Bagaimana pun juga, pangsa pasar industri musik adalah anakanak muda.

Jika band-band mapan itu tidak bisa memasukkan unsur kekinian dalam musiknya, maka nama mereka akan tenggelam dan digantikan oleh pendatang baru yang lebih segar.

Saya kira, itu sudah sebuah hukum alam dalam industri musik. Bahwa yang tua akan digantikan yang muda. Jadi,mereka harus terus bisa memasukkan unsur kekinian dalam jati diri musik mereka agar tidak ditinggalkan,” jelasnya.

Keduanya juga sama-sama sepakat soal Peterpan. Meski dipastikan berganti nama pada Agustus 2009 nanti, band ini diperkirakan akan tetap bisa meraih kesuksesan yang tidak jauh berbeda. Hanya saja, personel tidak berganti, dan mereka tetap bisa menghasilkan sebuah karya yang kuat dan sederhana. (seputar indonesia, helmi firdaus)


Author: Tamtomo | More Music On: www.tamtomousic.co.cc

No comments: