Monday, November 27, 2006

Erwin Gutawa In Rockestra

Keinginan Erwin Gutawa untuk mendokumentasikan perjalanan musik rock (di) Indonesia) mulai dekade 70-an hingga sekarang ini patut diacung jempol. Dia memilih lagu-lagu yang pernah menjadi hits pada eranya dari beberapa grup rock yang pernah ada di negeri ini.

Sudah barang tentu, tidak semua lagu-lagu rock itu lantas dikemas dalam album bertajuk "Rockestra" ini. Jalan satu-satunya mungkin adalah dengan melakukan "random sampling". Terutama di era 70-an , memang sangat sulit untuk menemukan lagu-lagu yang murni berkarakter rock dari grup-grup rock yang jumlahnya lumayan bak jamur dimusim hujan. Sulitnya.....karena 80 persen grup-grup rock saat itu lebih cenderung tampil sebagai "copycat" atau "impersonator" dari grup-grup rock mancanegara. Kreativitas bikin lagu rock sendiri jadi terabaikan. Pun ketika grup-grup rock tersebut, semisal Freedom of Rhapsodia, AKA, SAS, Trenchem, Golden Wing, dan lain-lain,masuk ke bilik rekaman, mereka didikte oleh para cukong rekaman untuk menyelipkan lagu "jualan". Nah lagu "jualan" ini sudah pasti berkonotasi pada lagu pop "cengeng". AKA yang beringas di panggung terpakasa harus membuat lagu "Badai Bulan Desember", atau Freedom Of Rhapsodia (ini rock band-nya Deddy Dorres di Bandung) akhirnya melejitkan hit "Hilangnya Seorang Gadis" (karya Sarwono).

Disayangkan lagi di album "Rockestra" ini beberapa karya yang betul-betul rock milik SAS (katakanlah misalnya "Larantuka" atau "Sansekerta) tidak ikut dimasukkan dalam tracklist. Juga Giant Step, Golden Wing, Slank, Edane dan beberapa grup lain seperti Rasela, C'Blues. Padahal 2 grup rock 70-an itu punya hits nasional yaitu "Ikhlas" (C'Blues) atau "Kupergi Bersama Lagu" (Rasela). Bahkan "Ikuti"nya Edane tak terjamah sama sekali.
Mungkin ini adalah ekspektasi yang berlebihan, siapa tahu Erwin telah menyiapkan lagu-lagu rock Indonesia tersebut untuk proyek Rockestra yang selanjutnya.

Toh,arransemen yang dibuat Erwin Gutawa memang megah dan grand. Tapi belum menyentuh karakter rock yang sebetulnya. Simak lagu Harry Roesli "Malaria" yang sebetulnya merupakan metafora protes sosial ketika dibawakan Kikan Cokelat jadi seonggok lagu pop balada yang gak puguh. Sayang banget. Padahal dari departemen lirik saja, lagu yang dirilis Harry Roesli pada album "Philosophy Gang" itu sudah berkesan anti-established dan mbalelo. Simak saja petikan liriknya :

Lanjutkan saja hidup ini
Sebagai nyamuk malaria.......


Beberapa track yang agak lumayan adalah "Kemarau" (Oetje F Tekol) yang dipopulerkan New Rollies pada tahun 1979 terdengar lebih tebal dan ngerock oleh Armand Maulana. Juga duet yang unik antara Andy /rif dan Roy Jeconiah Boomerang pada lagu "Kehidupan" (Jockie Soerjoprajogo) yang dipopulerkan God Bless. Juga interpretasi yang pas oleh pendatang baru Ryo Damara pada lagu "Hilangnya Seorang Gadis". Atau Yopie Mata yang menyanyikan "Rock Bergema" (Roxx).

Catatan lain,penyanyi yang tampil kayaknya berkisar dari itu ke itu saja. Kurang variatif (mungkin karena izin dari pihak label diluar Sony BMG ?).
Namun toh dengan munculnya Achmad Albar dan Nicky Astria di album ini, membuat album "Rockestra" ini juga menyimpan nilai nostalgia.

Dan yang bikin gemes adalah "Overture" yang merupakan potporry sederet hits God Bless. Rasanya inilah track yang paling mewakili idiom "Rockestra" yang sesungguhnya. Dan London Symphony Orchestra melakukan tugasnya dengan baik.

TRACKLIST
1.OVERTURE (GODBLESS MEDLEY)
2.KEHIDUPAN
3.HILANGNYA SEORANG GADIS
4.ROCK BERGEMA
5.MALARIA
6.PERANG DENGAN HATI
7.JENUH
8.KASIH TAK SAMPAI
9.KUINGIN
10.SESAL
11.KEMARAU
12.JANGAN ADA ANGKARA
13.BENDERA


:: by: denny sakri ::


No comments: