Friday, June 23, 2006

Nidji, Warna Pelangi Rasa Coldplay

Setelah denger lengkap album Nidji "Breakthru" tak terasa seperti denger kelompok musik aliran modern rock bule (terutama band-band british) dengan irama yang familiar dan enak di kuping, apalagi pada lagu dengan bahasa Inggris.
Emang mereka ngakuin kalo terpengaruh ama band-band luar seperti Coldpaly, Keane, L'Arc-en-ciel, Go Go Dolls, U2, Radiohead, Smashing Pumpkins, The Verve, Dave Mathews & The Killers.
Dengan format musik modern rock yang dipadu ama unsur punk, pop, alternatif & progresif emang secara langsung maupun tak langsung Nidji terpengaruh & terinspirasi ama band-band tersebut.

Yang menjadi nilai lebih dari Nidji juga karena karakter suara (dan rambut kribo?) dari Giring sang vokalis yang khas, fasih dan kental aroma britishnya.
Selain itu Nidji merupakan satu-satunya band baru yang dianak-emaskan Musica untuk menembus pasar internasional negeri seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Jepang dan Korea untuk tahap awalnya. Dan untuk pasar lokalpun promosinya digeber habis-habisan dibandingkan band baru lainnya dari Musica seperti masuk di MTV Exclusive Artists dan penayangan video klip or nongol di TV yang lebih sering hingga da media yang bilang kalo Nidji bakal menggusur Samsons. Ya kita tunggu aja!.

Nidji, bersal dari kata Jepang Niji yang berarti pelangi yang merefleksikan warna musik dari para personil yang beragam dari kelompok musik asal Jakarta yang diproduseri Noey Java Jive (sebelumnya Noe melejitkan Peterpan & Letto).
Nidji sebenernya terbentuk tahun 2002 dan formasi terakhir beranggitakan Giring (Vokal), Rama (Gitar), Ariel (Gitar), Randy (Keyboard), Andro (Bas) dan Adri (Drum).

Seluruh lagu dari album Breaktru berjumlah 10 buah (Sudah, Hapus Aku, Bila Aku Jatuh Cinta, Heaven, Manusia Sempurna, Child, Disco Lazy Time, Engkau, Breakthrough & Kau Dan Aku) dengan warna yang berbeda-beda mulai dari yang romantis sampai yang berirama disko .

Sebut saja track "Sudah", "Hapus Aku", "Bila Aku Jatuh Cinta" yang banyak bermain dengan ritme slow melankolis dan easy listening dengan kental aroma Coldplay-nya, nyaman di kuping serta mengena dengan lirik-liriknya.

Single yang paling enak didengar yakni "Child" sangat menyentuh sampai akhir lagu, dibuka sama denting piano yang memainkan satu not secara repetitif plus entakan drum sebagai ground, singel ini langsung mengingatkan kita pada Coldplay.
Lafal british Giring yang nyaris sempurna dalam menyanyikan lirik dalam bahasa inggris, plus timbre dan cengkoknya yang mirip-mirip orang bule, makin memperkuat kesan itu.

Single kedua mereka "Sudah" yang akan membawa kita ikut merasakan pedih dan dramatisnya sebuah kejadian yang memilukan dan mengiris lubuk hati kita yang paling dalam, sebuah kejadian cinta yang sangat menyentuh dan seringkali terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.
Beat drum, suara keyboard dan vocal Giring yang soulful diawal lagu langsung membawa kita ke suasana sebuah hati yang penuh penyesalan pada sebuah tragedi yang telah terjadi atas ketidakcocokan dalam satu hubungan yang terpakasa harus berakhir walaupun masih saling menyayangi, apalagi dengan sentuhan gitar akustik yang dimainkan Rama.
Semuanya dikemas rapi dengan nuansa britpop yang kental. Musiknya menjadi penuh dan mantap.
Dramatisasi lagu ini diperkuat suara string pada bridge setelah reffrain dengan lirik yang amat menyentuh itu.

Single "Heaven" yang sempat terasa Keane sbenernya sempet dirilis sekitar akhir 2004 dalam bentuk mini album (2 lagu) oleh produser independen cuma dicetak sekitar 500 keping, mini album berbahasa Inggris itu ternyata laris manis.
Singel "Heaven" pun sempat jadi jawara di chart independen beberapa radio swasta beken di Jakarta.
“Heaven buat kami tuh ibarat cerminan enerjinya Nidji. Almost perfect deh. Dari segi lirik maupun musik. Kami selalu enjoy maininnya,” ungkap Rama, gitaris yang sampe saat ini masih nyambi sebagai penyiar di sebuah radio swasta di Jakarta.
“Makanya kami ngotot buat masukin lagu ini ke album ini. Biarpun konsekuensinya kami musti take ulang, dan sedikit diubah aransemennya,” timpal Giring, yang membuat sebagian besar lagu Nidji.

Mo denger pengaruh kelompok bule yang lain?
Coba simak "Manusia Sempurna" & "Jika Kau dan Aku" kita akan terbawa nuansa yang dingin namun ramah ala Embrace.
Trus simak "Hapus Aku, "Engkau" dan "Heaven" kita diajak untuk sedikit mengentakkan kaki sembari memupuk sedikit optimisme dalam atmosfer anthemic ala Keane.
Jangan kaget pula kalo setelah puas merenung tau-tau kita dibawa berjingkrak dalam balutan new wave ala The Killers atau Interpol dalam lagu "Disco Lazy Time" dan "Breakthrough"

So... itulah Nidji satu lagi musik indonesia yang berwarna pelangi.


Wednesday, June 14, 2006

Yngwie Malmsteen, Pahlawan & Pelopor Shredder

Yngwie Malmsteen merupakan pelopor yang melahirkan seluruh gitaris shredder yang ada.
Setelah Eddie Van Halen (Van Halen) pertama kali membawakan tembang "Eruption" pada tahun 1978 yang memperkenalkan teknik "two handed tapping", Yngwie meluncurkan album klasik baroque shred debutnya "Rising Force" yang mengegerkan komunitas gitar rock, menciptakan standar baru untuk kecepatan & keahlian dalam bermain.

Warna "Neo-Classical" yang di bawahkan Yngwie adalah berdasarkan struktur komposisi dari J.S Bach (1685-1750) dan Niccolo Paganini (1782-1840).
Setelah itu muncul para gitaris shredder yang menghasilkan sekian banyak album yang sukses. Hampir setiap minggu muncul gitaris baru yang mengklaim dirinya sebagai gitaris baru yang paling cepat di dunia.
Sebagai contoh: Paul Gilbert, Marty Friedman, Jason Becker, Richie Kotzen, Vinnie Moore, Tony Macalpine, Greg Howe, dll.
Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa Yngwie merupakan pahlawan gitar yang patut diacungi jempol.

Pernikahan ayah Yngwie (seorang kapten tentara) dan ibunya (Rigmor - seniman) diakhiri dengan penceraian tidak lama setelah Yngwie lahir.
Di samping itu Yngwie juga memiliki seorang kakak perempuan bernama Ann Louise dan kakak lelaki Bjorn. Yngwie terlahir sebagai anak bungsu yang liar, tidak bisa diatur dan ceria.
Pada awalnya Yngwie mencoba untuk mempelajari piano dan trumpet tetapi ia tidak dapat menguasai alat musik tersebut.
Acoustic guitar (gitar bolong) yang dibeli oleh ibunya pada waktu dia berusia 5 tahun juga tidak disentuh Yngwie dan dibiarkan bergelantung di dinding.
Sampai akhirnya pada tgl 18 September 1970, Yngwie melihat sebuah acara spesial mengenai meninggalnya Jimi Hendrix.
Di situ Yngwie yang masih 17 tahun tsb menyaksikan bagaimana Jimi Hendrix menghasilkan bunyi feedback guitar dan membakar gitarnya di depan penonton.
Pada hari wafatnya Jimi Hendrix tsb lahirlah permainan gitar Yngwie.
Yngwie yang penasaran tersebut kemudian membeli sebuah Fender Stratocaster murah, mencoba memainkan tembangnya Deep Purple dan menghabiskan banyak waktu untuk mengetahui rahasia dari alat instrumen dan musiknya sendiri.

Kekaguman Yngwie terhadap Ritchie Blackmore (gitaris Deep Purple) yang dipengaruhi oleh musik klasik dan kekaguman terhadap kakak perempuannya yang sering memainkan komposisi Bach, Vivaldi, Beethoven, dan Mozart, memberikan ide kepada Yngwie untuk menggabungkan musik klasik tersebut dengan musik rock.
Yngwie terus bermain seharian penuh sampai tidurpun dia masih tetap bersama gitarnya.
Pada usia 10 tahun, Yngwie menggunakan nama kecil dari ibunya "Malmsteen", mengfokuskan seluruh energi dia dan berhenti bersekolah.
Di sekolah Yngwie dikenal sebagai pembuat onar dan sering berantem, tetapi pintar dalam pelajaran bahasa Inggris dan seni.
Ibunya yang menyadari bakat musiknya yang unik, mengizinkan Yngwie tinggal di rumah dengan rekaman dan gitarnya.
Setelah menyaksikan violinis Gideon Kremer membawakan komposisi Paganini: 24 Caprices di televisi, Yngwie akhirnya mengetahui bagaimana cara mengawinkan musik klasik dengan skill permainan dan karismanya.

Yngwie dan beberapa temannya merekam 3 lagu demo dan dikirim ke studio rekaman CBS Swedia, tetapi rekaman tersebut tidak pernah digubris atau diedarkan.
Oleh karena frustasinya, Yngwie menyadari bahwa dia harus meninggalkan Swedia dan mulai mengirimkan demo rekaman dia ke berbagai studio rekaman di luar negeri.
Salah satu dari demo tape Yngwie ternyata jatuh ke tangan konstributor Guitar Player dan pemilik Shrapnel Records: Mike Varney.
Akhirnya Yngwie mendapat undangan ke Los Angeles untuk bergabung dengan band terbaru Shrapnel: "Steeler" dan seterusnya yang disebut sebagai sejarahnya.

Pada bulan February 1983 Yngwie berangkat dari Swedia ke Los Angeles dengan bekal keahlian dan gaya permainan barunya.
Selanjutnya permainan Yngwie dikenal dunia dengan permainannya yang sangat cepat di intro lagu "Hot On Your Heels".
Yngwie kemudian pindah ke group band Alcatrazz, sebuah band yang bergaya "Rainbow" dan didirikan oleh penyanyi Graham Bonnett.

Walaupun telah bergabung dengan Alcatrazz yang menampilkan sekian banyak solo hebat di lagu "Kree Nakoorie", "Jet to Jet," dan "Hiroshima Mon Amour", Yngwie masih merasa terlalu dibatasi oleh band itu sendiri.
Akhirnya Yngwie berpikir bahwa hanya album sololah yang menjadi solusi terbaik.
Album solo pertama Yngwie: Rising Force (kini dinobatkan sebagai kitab musik rock Neo-Classical) berhasil memasuki nomor 60 di tangga Billboard charts untuk musik instrumental gitar tanpa berbau komersil.
Album ini juga memenangkan nominasi Grammy untuk Instrumental Rock Terbaik.
Tidak lama kemudian Yngwie terpilih sebagai Gitaris Pendatang Baru Terbaik di berbagai majalah dan media, Gitaris Terbaik Tahun Itu, dan Rising Force menjadi Album Terbaik untuk tahun itu juga.

Pada 22 June 1987 mendekati ultah Yngwie yang ke-24, Yngwie mengalami kecelakaan dengan mobil Jaguarnya yang mengakibatkan dia koma hampir seminggu.
Penyumbatan darah pada otak Yngwie juga menyebabkan tangan kanannya tidak berfungsi. Karena takut akan karirnya yang akan berakhir itu, Yngwie dengan susah payah mengikuti terapi untuk memulihkan kembali tangan kanannya.
Setelah itu Yngwie mendapat cobaan lagi dari kematian ibunya di Swedia akibat penyakit kanker yang menghabiskan banyak biaya medical.
Jika Yngwie orang lain, mungkin sudah menyerah dengan nasib seperti itu, tetapi Yngwie justru berubah dan kembali ke musiknya dengan semangat tinggi.

Setelah itu Yngwie meluncurkan album yang laris manis seperti Odyssey, Eclipse, Fire & Ice, Seventh Sign, I Can't Wait, Magnum Opus, Inspiration, Facing the Animal, Alchemy, War To End All Wars dan akhirnya Yngwie berhasil mewujudkan cita-citanya untuk bermain bersama sebuah Orkestra penuh di salah satu album terbarunya: Concerto Suite for Electric Guitar and Orchestra in Eb minor, Op. 1 (tahun 1998).

Ketika merelease albumnya Eclipse (1990), Yngwie sempat tour dan membuat konser yang sukses di Indonesia (Jakarta, Solo, & Surabaya).
Pada bulan July 2001 Yngwie juga akan konser kembali di Indonesia, namun dibatalkan karena pemerintah USA & istrinya menasehati Yngwie akan keamanan politik di Indonesia.
Padahal tiket Yngwie sudah sempat laku keras di Indonesia, penggemar Yngwie di Indonesia boleh kecewa.

Album-album berikutnya adalah Attack!! yang memuat nomor hits instrumental Baroque & Roll.
Pada tahun 2003, Yngwie diajak bergabung dalam formasi G3 bersama Joe Satriani dan Steve Vai yang menelurkan 1 album dan 1 video.
Setelah selesai tur bersama G3, ia merampungkan album terbarunya Unleash The Fury.
Album tersebut direlease diawal taun 2005.

Nama Lengkap: Lars Johann Yngwie Lannerback
Website Resmi:
yngwie.org
Tempat/Tgl Lahir: 30 Juni 1963 di Stockholm, Swedia.
Group Band Saat Ini: Yngwie Malmsteen Band
Group Band Sebelumnya: Steeler, Alcatrazz,
Pengaruh: Niccolo Paganini, Jimi Hendrix, Ritchie Blackmore, J.S.Bach, Antonio Vivaldi, W.A.Mozart,
Gitar: Fender Stratocaster Yngwie Malmsteen Signature Series
Keahlian: Neoclassical, Alternate Picking, Arpeggio, dll.

(Sumber: gitaris.com)


Thursday, June 08, 2006

Steve Vai: Dewa Gitar Yang Flamboyan & Serba Bisa

Siapa yang tidak kenal dengan dewa gitar yang satu ini? Permainannya mulai dari blues, jazz, rock sampai klasik dan ethnic music.
Permainan gitarnya pun tidak terbatas pada komunitas gitar saja tetapi juga bagi orang-orang awam yang tidak mendalami gitar.

Pada umur 6 tahun, Steve mulai belajar piano. Pada umur 10 tahun, Steve mulai belajar bermain akordeon. Pada umur 13 tahun barulah Steve mulai mendalami gitar dan sejak saat itu lahirlah seorang dewa gitar yang baru.

Steve Vai mengawali karirnya dengan album debutnya Flex-Able Leftovers pada tahun 1984. Pada tahun 1990, Steve merilis album keduanya yang berjudul Passion and Warfare. Album ini mendapat pengakuan internasional dan Steve memenangkan polling pembaca majalah Guitar Player dalam 4 kategori yang berbeda. Album Steve yang ketiga berjudul Sex & Religion dirilis tahun 1993 dan album keempatnya Alien Love Secrets dirilis tahun 1995. Pada tahun 1996 album kelima Steve Fire Garden dirilis.

Tahun 1999, Steve meluncurkan album keenamnya yang berjudul Ultra Zone. Dalam album ini Steve lebih banyak memfokuskan dirinya dalam komposisi lagu dan bereksperimen dengan gitarnya. Tahun 2001 album The Seventh Song dirilis dan album ini berisi lagu-lagu slow/ballad yang pernah dirilis Steve dengan ditambah beberapa lagu baru. Dan di tahun 2001 Alive in an Ultra World pun dirilis.

Steve Vai juga pernah memproduksi 2 album Natal yang berjudul Merry Axemas Vol.1 dan Merry Axemas Vol.2, juga konser G3 bersama Joe Satriani dan Eric Johnson/Kenny Wayne Shepherd dan terakhir John Petrucci turut juga bergabung dalam G3.

Belakangan ini Steve Vai lebih memfokuskan diri bereksperimen pada permainan gitarnya dan sekarang ini band Steve Vai ditambah seorang pemain bass yang sudah tidak asing lagi buat fans-fans rock tahun 80-an, Billy Sheehan. Belum pasti kapan album barunya akan beredar, kita tunggu saja... liberty and justice for all!!!

Nama Lengkap: Steven Siro Vai
Website Resmi: Vai.com
Tempat/Tgl Lahir: 06 Juni 1960 di New York, USA
Group Band Saat Ini: Steve Vai
Group Band Sebelumnya: Hot Chocolate, The Ohio Express, Circus, Rayge, Bold As Love, Axis, Morning Thunder, Frank Zappa, The Out Band, The Classified, 777, Alcatrazz, David Lee Roth, Whitesnake
Pengaruh: Joe Satriani, Frank Zappa
Gitar: Ibanez Universe, Ibanez JEM
Keahlian: semua teknik dalam buku pelajaran gitar bisa dilakukannya dengan sempurna!!!


sumber: gitariscom

Monday, June 05, 2006

Sheilla On7, Album "507"

Anda suka dengan musik dari group band Sheila On 7..??
Hari ini tanggal 5 Juni 2006, Sheila On 7 akan melepas album kelimanya yang bertitel '507'. Launching secara resmi juga dilakukan di Plasa Semanggi hari ini juga.
Salah lagu andalannya yang berjudul 'Mantan Kekasih', liriknya dibuat oleh Eros.

Lagu ini sendiri kalau menurut saya, jujur.. enggak enak..., tapi kalau lagu ini diputer terus-menerus.. jadi enak juga.
Itupun kalau muternya di tengah kesunyian malam, baru pass.. Tapi itu kan menurut penilaian saya lhoo...

Emang, Sheilla on 7 sedang "kalah pamor" dengan band-band baru yang bermunculan dan menelorkan hits., S07 juga sedang dirundung masalah, dengan keluarnya Sakti, gitaris, yang memilih mendalamai agama dan S07 juga dianggap "hanya" mengais-ais sisa kesuksesan. Benarkah?

Tampaknya tudingan-tudingan itu masih harus dibuktikan. Keraguan yang yang mengatakan S07 sudah "habis" masih harus diperdebatkan lagi.
Kalo kita simak album terbaru band asal Jogjakarta ini yang diberi titel simpel "507" ada kecenderungan band ini kembali pada kesederhanaan lirik dan musikalitas yang tidak "neko-neko" lagi.

Wajar saja sebenarnya. Band yang kini diawaki Eross Chandra [gitar], Adam Subarkah [bass], Brian [drum, personil baru] dan Duta [vokal], sudah menginjak 10 tahun berkarir di pentas musik Indonesia.
Kalau sekarang mereka merilis album baru, itu bagian dari eksistensi dari sekumpulan anak Jogja yang sudah menelorkan banyak hits ini.

Album ini terdengar lebih "personal" dan matang secara penjiwaan.
Single pertamanya Mantan Kekasih bisa membuat kamu nangis-nangis kalau menyimak liriknya yang dibuat Eross.
Lagu yang penulis sebut "hymne-pop" ini terdengar menyayat tapi gampang dihapal dan langsung kena.
Penggarapan yang lebih santai, membuat album ini terdengar lebih fresh dengan muatan bobot yang berkualitas.

Beberapa lagu penting mendapat catatan.
Selain single pertama, lagu Pemenang juga menjadi penting lantaran masuk dalam theme song Piala Dunia 2006.
Kemudian lagu Radio. Pernah mendengar S07 membuat lirik dan musik yang nge-dance? Di lagu ini, bisa mendapatkannya.

Sakti, personil yang memilih keluar, masih sempat menyumbangkan karyanya di lagu Cahaya Terang.
Lagu ini bertutur soal pengalaman batin Sakti setelah memutuskan untuk mendalami agama.

Jadi, kinilah saatnya Sheila on 7 memberi pembuktian, tudingan-tudingan yang mulai meremahkan itu salah.
Toh karya mereka sebenarnya sudah jadi bukti. Bagaimana?

Sumber: tembang.com